Bali Memang Masih Galau, Tapi Wisata Indonesia Tetap Mengundang Minat
JAKARTA: Strategi Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, berpromosi melalui skema DOT, matching antara destinasi, originasi, dan timeline begitu terasa manfaatnya. Apalagi di tengah kegaluan denyut wisata Bali karena aktivitas Gunung Agung yang sedang mulas perutnya .
Strategi marketing dengan pola BAS: branding, advertising, dan selling yang juga diterapkan membawa dampak makin meroketnya jumlah wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
Bila ditarik ke periode Januari-Agustus 2017, angka wisman yang berkunjung naik signifikan. Menurut data Badan Pusat Statistik, secara kumulatif, Januari-Agustus 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 9,25 juta kunjungan. Prosentasenya naik 25,68 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
BPS Nasional menyebut, jumlah kunjungan wisman yang berkunjung melalui 19 pintu utama sebanyak 1,20 juta kunjungan dan wisman yang berkunjung di luar 19 pintu utama sebanyak 200,75 ribu kunjungan.
Data konkrit ini tentu saja membuat Arief Yahya, Menpar RI, seketika bungah sumringah. Bungah sumringah sama dengan sangat bahagia. Apalagi suasana Bali yang sedang galau, sampai-sampai Menpar harus terbang ke Bali untuk memastikan keamanan wisatwan sampai Pura Besakih, Kabupaten Karangasem.
Apakah angka capaian itu sudah aman? Jawabnya, belum Menpar adalah, belum! Kata Menpar, masih harus bekerja ekstra dan masih belum boleh tidur.
Menteri jebolan Surrey University itu langsung membreakdown data BPS. Seberapa besar sih 25,68% itu? Tinggi, sedang, atau biasa saja? Ternyata, lompatannya sangat tinggi.
Komparasinya bisa dilihat dari pertumbuhan ASEAN dan dunia. Saat ini, rata-rata growth ASEAN hanya 6 persen. Sementara growth dunia juga tercatat 6 persen.
“Maka pertumbuhan kunjungan Wisman ke Indonesia naik lebih dari 4 kali lipat dari pertumbuhan dunia atau regional ASEAN. Tahun lalu, 2016, secara komulatif hingga Agustus, mencapai 7,36 juta. Tahun 2017 ini, 9,25 juta,” terang Arief Yahya.
Sementara itu, Tingkat Hunian Kamar (THK) hotel bintang, data BPS juga naik. Agustus 2017 rata-rata 58%, naik 2,79 poin dari tahun lalu. Tahun lalu 2016, tingkat hunian kamar 55,21persen. Tahun 2017 58 persen, khusus bulan Agustus.
Dibandingkan dengan bulan Juli 2017 ke Agustus 2017, tingkat hunian kamar juga naik 0,48 persen. Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel bintang, Agustus 2017 juga naik, jadi 1,97, naik 0,16 poin dari Agustus 2016.
Dari data itu, Menpar Arief Yahya pun berhitung, jika kondisi normal, tidak ada force majeure, optimis 15 juta pada tahun 2017. Masih menyisakan beberapa bulan, Oktober, November, Desember 2017, untuk mengejak 5,75 juta wisman lagi. (*)