Bali Hapus Rapid Test Gratis, Puluhan Sopir Truk Logistik Protes
Mulai hari ini Pemerintah Provinsi Bali meniadakan rapid test gratis bagi sopir kendaraan logistik yang masuk ke Bali. Dengan keputusan ini, sopir kendaraan logistik harus sudah mengantongi rapid test dengan hasil non-reaktif sebelum menyeberang ke Bali.
Kebijakan ini memicu protes puluhan sopir logistik yang akan menyeberang ke Bali dari sisi pelabuhan Ketapang. Puluhan sopir truk pengangkut logistik memilih berhenti di check point terminal Sritanjung, Banyuwangi. Mereka langsung melakukan protes pada petugas Dinas Perhubungan Provinsi Bali yang ditempatkan di terminal Sritanjung.
"Ini tidak ada sosialisasi, tiba-tiba harus rapid test sendiri. Padahal saya seminggu dua kali kirim barang ke Bali," kata Hariyanto, 44 tahun, sopir truk asal Banyuwangi.
Hariyanto mengaku keberatan kalau harus melakukan rapid test mandiri. Sekali rapid test setidaknya harus mengeluarkan uang Rp300 ribu. Mau tidak mau para sopir harus mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri. Karena perusahaan tidak mau tahu dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.
"Jangankan rapid test yang harganya Rp300 ribu, biaya kenaikan tiket yang Rp100 ribu saja perusahaan tidak mau tahu," tegasnya.
Hal yang sama disampaikan Andong Sugiono, 42 tahun. Sopir asal Banyuwangi ini keberatan karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rapid test. Dia menyebut dalam setiap dua minggu sekali menyeberang ke Bali untuk kirim bahan pokok seperti beras, tepung dan bahan pokok lainnya.
"Sebenarnya keberatan sekali, tapi terpaksa harus menyeberang untuk mengirimkan barang. Apalagi ini sudah menjadi tanggung jawab saya," jelasnya.
Kepala Dishub Provinsi Bali, Samsi Gunarta membenarkan peniadaan rapid test gratis bagi sopir kendaraan logistik yang akan masuk ke Bali. Menurutnya itu sudah menjadi keputusan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali.
"Kita memang sudah mengakhiri kegiatan itu (rapid test gratis untuk sopir logistik). Karena memang sudah ada surat dari Ketua Harian Gugus Tugas," jelasnya ditemui di terminal Sritanjung, Banyuwangi.
Hingga saat ini puluhan sopir logistik masih bertahan di terminal Sritanjung, Banyuwangi. Mulai terjadi penumpukan kendaraan di lokasi yang dijadikan check point menuju Bali ini.