Balap Marmut di Probolinggo Dibubarkan Aparat
Balap marmut di Desa Pondokwaluh, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo dibubarkan Tim Satgas Penanggulangan Covid-19, Sabtu malam, 25 April 2020.
“Sebelumnya warga diminta tidak menggelar balap marmut karena menyedot ribuan orang untuk berkumpul, ini berbahaya bagi kemungkinan penyebaran virus Corona,” kata Kanitreskrim Polsek Leces, Bripka Eko Aprianto, Minggu, 26 April 2020.
Ternyata, di hari kedua puasa tepatnya Sabtu malam, arena balap marmut di Dusun Ko’ong,Desa Pondokwaluh tetap digelar. Akhirnya Tim Satgas Covid-19 yang terdiri dari TNI, Polri, dan Satpol PP bergerak ke arena balap marmut.
Tim menangkap lima orang (dua di antaranya perangkat desa) untuk dimintai keterangan di Mapolsek Leces. Selain itu petugas juga mengamankan pagar lintasan balap dari bilah bambu dan tiga ekor marmut.
“Awalnya kami mendapat laporan dari masyarakat, di bulan puasa balap marmut semakin marak. Kami kemudian melakukan penggerebekan ternyata benar,” kata Bripka Eko.
Dikatakan asalkan tidak disusupi perjudian, balap marmut sebenarnya tidak ada masalah. Hanya saja di saat pandemi Covid-19, kegiatan yang dihadiri ribuan orang itu rawan bagi penularan Covid-19.
Tim akhirnya membubarkan peserta balap marmut dan para penonton. Termasuk warga yang malam itu sengaja bergerombol sambil ngopi di sekitar arena balap marmut juga diminta pulang.
“Tiga ekor marmut kami amankan, juga sound system kami sita,” ujar Eko. Agar tidak kembali menggelar balap marmut, lima orang dimintai kerengan di Mapolsek.
Sementara itu, Danramil Leces, Kapten Inf. Heru Siswandi membenarkan, pembubaran balap marmut di Pondokwuluh. “Balap marmut kami bubarkan demi mencegah penyebaran Virus Corona yang saat ini masih mewabah,” katanya.
Di luar pandemi Covid-19, balap marmut sebenarnya merupakan tontotan yang menarik bagi warga desa di Probolinggo. Dibandingkan kerapan kambing, apalagi kerapan sapi, balap marmut bisa dikatakan murah-meriah.
Modalnya cukup marmut yang pada ekornya diberi hiasan. Lintasan lari cukup terbuat dari bilah bambu yang diberi kaki dan ditancapkan di tanah. Di lintasan yang sama, terkadang digunakanuntuk balap kelinci.