Balada Bumil Kala Pandemi, Kemana-mana Hanya Ditemani Suami
Retno Dwi Rahayu, satu diantara puluhan ibu hamil (bumil) sedang mengantre memeriksakan kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Putri Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya.
Perempuan asli Surabaya ini ditemani suami, Dian Hijrah Saputra satu jam menunggu panggilan petugas jaga.
Sepasang suami istri itu tampak memakai masker dengan warna yang sama. Menurut pengakuan Retno, usia kandungannya memasuki 9 bulan.
"Ini sudah masuk usia 9 bulan. Insya Allah dua minggu ini melahirkan,” kata Retno kepada Ngopibareng.id, Selasa, 7 Juli 2020.
Kata Retno, bayi dalam kandungannya ini merupakan anak kedua. Anak pertama saat ini sudah berusia 2 tahun. Ia ingin proses kelahiran anak kedua ini melalui operasi. Hal ini karena jarak dengan anak pertama terlalu dekat.
Meski sudah hamil tua, Retno masih bekerja sebagai pendidik di TK Al Azhar, Surabaya. Meski pandemi melanda Surabaya hingga status zona merah, tak membuat semangat Retno kendor.
Ia berangkat dengan mengendarai sepeda motor sendiri. Jarah antara rumah dengan sekolahnya kurang lebih 11 km. Ia tak mau merepotkan suaminya yang juga bekerja
Retno juga tidak mau menggunakan jasa ojek online. Karena takut tertular corona. “Kami lebih berhati-hati dan waspada. Masker dan hand sanitizer tidak boleh lupa. Saat pulang kerja langsung mensterilkan badan dan mencuci baju sebelum bertemu anak,” kata Retno.
Hamil anak kedua ini terasa berbeda dengan anak pertama. Pada anak pertama, kata Retno, orang tua banyak membantu. Baik orang tua kandung maupun mertua sama-sama ikut membantu.
"Anak pertama dulu mertua yang dari Bojonegoro datang semua. Sekarang tidak datang karena dilarang bepergian ke daerah zona merah," katanya.
Namun, meski jauh dari orang tua Retno bersyukur karena tetangga turut memperhatikan. Tetangga memberi dukungan moral.
“Alhamdulillah tidak ada kendala. Tetangga selalu support. Meski kadang ibu saya juga menyempatkan datang sambil bawa jamu empon-empon, sinom dan lemon,” katanya.
Retno mengaku, pada hamil kedua ini hanya ditemani sama suami saja, bila hendak ke luar rumah, terutama memeriksakan kehamilan di rumah sakit.
"Berbeda dengan anak pertama, kemana-mana ada orang ngantar, suami juga ngantar, famili juga. Tapi sekarang kemana-mana cuma sama suami saja. Karena tidak boleh sama rumah sakit datang beramai-ramai," katanya.
Meski demikian, orang tua dan mertua Retno tetap perhatian, meski tidak hadir dalam proses kelahiran sang cucu kedua. Saking perhatian, Retno diminta mertuanya untuk video call bila anaknya lahir.
“Ibu mertua di desa sudah request nanti kalau sudah lahir minta video call. Ibu ingin lihat cucunya," katanya.
Advertisement