Baku Tembak, 4 Tewas 6 Dilumpuhkan atas Pembunuhan Presiden Haiti
Polisi Haiti akhirnya menewaskan empat tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Selain itu, polisi tersebut juga menangkap enam lagi termasuk dua warga Haiti-Amerika.
Demikian ditegaskan seorang menteri pada Kamis 8 Juli 2021, di saat pihak berwenang tengah mencari dalang pembunuhan yang mengejutkan negara Karibia yang miskin ini.
Moise (53), ditembak mati pada Rabu pagi di rumahnya yang para pelakunya disebut para pejabat sebagai komando pembunuh terlatih yang tampaknya dari luar negeri.
Kepala Polisi Leon Charles mengatakan dalam briefing televisi pada hari Kamis bahwa pihak berwenang telah melacak tersangka pembunuh ke sebuah rumah di dekat tempat kejadian kejahatan di Petionville, pinggiran utara bukit di ibu kota Port-au-Prince.
Terjadi Baku Tembak
Baku tembak sengit berlangsung hingga larut malam pada hari Rabu dan enam tersangka ditahan, sementara empat mayat diambil, kata pihak berwenang. Petugas melakukan patroli ketat di daerah itu sejak Kamis pagi.
"Kami menangkap pelaku fisik, sekarang kami mencari pelaku intelektual," kata Charles, seperti dikutip dari Reuters, Jumat 9 Juli 2021.
Dua warga Haiti-Amerika termasuk di antara mereka yang ditahan, kata menteri pemilihan dan hubungan antarpartai Haiti, Mathias Pierre, kepada Reuters. Dia mengidentifikasi salah satu dari mereka sebagai James Solages, warga negara AS keturunan Haiti, tetapi tidak menyebutkan yang lain.
Kontak Teratur Deplu AS
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya secara teratur melakukan kontak dengan pejabat Haiti, termasuk otoritas investigasi, untuk membahas bagaimana Amerika Serikat dapat memberikan bantuan. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri belum dapat mengonfirmasi apakah seorang warga negara AS termasuk di antara mereka yang ditahan.
Para pejabat di Haiti yang sebagian besar berbahasa Prancis dan Kreol mengatakan pada hari Rabu bahwa para pembunuh tampaknya berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol.
Kerumunan di Masa Pandemi
Kerumunan penduduk setempat berkumpul pada Kamis pagi saat menyaksikan operasi polisi berlangsung, dengan beberapa membakar mobil tersangka dan ke rumah tempat mereka bersembunyi. Peluru bertebaran di jalan.
"Bakar mereka!" teriak ratusan orang yang berkumpul di luar kantor polisi tempat para tersangka ditahan.
Charles mengatakan penduduk setempat telah membantu polisi melacak para tersangka tetapi dia memohon kepada penduduk di kota tepi laut yang luas berpenduduk 1 juta orang untuk tidak main hakim sendiri.
Keadaan darurat 15 hari diumumkan pada hari Rabu untuk membantu pihak berwenang menangkap para pembunuh. Tetapi Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengatakan pada hari Kamis sudah waktunya bagi ekonomi untuk dibuka kembali dan mengatakan dia telah memberikan instruksi kepada bandara untuk memulai beroperasi kembali.
Para pejabat belum memberikan motif pembunuhan sejauh ini. Sejak ia menjabat pada tahun 2017, Moise telah menghadapi protes massa terhadap pemerintahannya - pertama atas tuduhan korupsi dan pengelolaan ekonominya, kemudian atas cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.
Fakta Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise
Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati oleh orang-orang bersenjata dengan senapan serbu di kediaman pribadinya pada Rabu malam 7 Juli 2021. Pembunuhan itu, yang mendapat kecaman dari Washington dan negara-negara tetangga Amerika Latin, terjadi di tengah kerusuhan politik, gelombang kekerasan geng dan krisis kemanusiaan yang berkembang di negara termiskin di Amerika itu.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu untuk membantu memburu para pembunuh yang oleh duta besar Haiti untuk Amerika Serikat, Bocchit Edmond, digambarkan sebagai sekelompok "tentara bayaran asing" dan pembunuh terlatih.
Orang-orang bersenjata itu berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol, kata Perdana Menteri sementara Claude Joseph, yang mengambil alih kepemimpinan negara, di mana mayoritas berbicara bahasa Prancis atau Kreol Haiti.
Orang-Orang Bersenjata
"Teman-temanku - tetap tenang karena situasi terkendali," kata Joseph dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu, didukung oleh deretan pejabat berwajah muram, seperti dikutip dari Reuters, Kamis 8 Juli 2021. "Pukulan ini telah melukai negara ini, bangsa ini, tetapi tidak akan dibiarkan begitu saja."
Haiti, sebuah negara berpenduduk sekitar 11 juta orang, telah berjuang untuk mencapai stabilitas sejak jatuhnya kediktatoran dinasti Duvalier pada tahun 1986, dan telah bergulat dengan serangkaian kudeta dan intervensi asing.
Istri presiden, Martine Moise, juga tertembak dalam serangan itu, yang terjadi sekitar pukul 01:00 waktu setempat (0500 GMT) di rumah pasangan itu di perbukitan di atas Port-au-Prince. Dia dalam kondisi kritis dan tiba di Florida pada Rabu malam untuk perawatan, menurut stasiun televisi lokal AS.
Edmond mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa orang-orang bersenjata itu menyamar sebagai agen Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) ketika mereka memasuki kediaman Moise yang dijaga saat malam - langkah yang kemungkinan membantu mereka masuk.
Respon Joe Biden
Presiden AS Joe Biden mengecam pembunuhan itu sebagai "keji" dan menyebut situasi di Haiti - yang terletak sekitar 1.125 km di lepas pantai Florida - mengkhawatirkan.
"Kami siap membantu saat kami terus bekerja untuk Haiti yang aman dan terjamin," katanya.