Bakmi Jawa H Minto Langganan Pak Harto, Tetap Ngangeni
Bakmi Jawa H Minto 1964 sebenarnya hanya warung atau tempat makan sederhana yang menyajikan makanan khas Jawa seperti mie kelontong, tongseng hingga nasi goreng.
Namun, Bakmi Jawa H Minto ini cukup terkenal dan melegenda. Pelanggannya menembus semua lapisan masyarakat, dari presiden, artis, orang kantoran, sopir, hingga pegawai rendahan. Karena bakmi Jawa seperti yang disajikan H Minto di Jakarta susah didapat.
Maka, tak heran ketika pindah lokasi di Jl Raya Menteng 70 Jakarta Pusat, Bakmi Jawa H Minto tetap diburu pelanggan, meskipun belum serame waktu buka tenda dekat Stasiun Gondangdia, Menteng.
Trianto, salah seorang putra almarhum H Minto menuturkan, di tempat yang baru ini ibarat kembali ke titik nol. Pelanggan banyak yang belum tahu kalau pindah. Kecuali yang pesanan secara online. Kalau di Gondangdia buka mulai pukul 18.00, di tempat yang baru lebih leluasa sehingga bisa buka sejak pukul 15.00 hingga pukul 22.00.
Bakmi Jawa H Minto ini tergolong istimewa, sampai Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri menyukainya. "Kalau Pak Harto yang pesan mi Jawa, rombong dan tukang masak semua diboyong ke kediaman Pak Harto di Jl Cendana Menteng Jakarta Pusat. Sebab yang dilayani seluruh anggota keluarga dan para pengawalnya," kenang Trianto. Saat ini Trianto masih SD tapi sering diajak almarhum ayahnya ke Cendana.
Berbeda dengan Megawati, biasanya pesan melalui stafnya sampai beberapa porsi. Minto tinggal mengantarkan ke kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat.
Presiden Jokowi waktu masih menjadi Gubernur DKI Jakarta juga beberapa kali mampir ke warung Bakmi Jawa H Minto di Gondangdia. Demikian pula Gubernur Jakarta yang sekarang, Anies Baswedan.
Kedatangan pejabat negara itu didokumentasikan dan disimpan rapi sebagai kenangan. Bakmi Jawa H Minto 1964 sudah berusia 36 tahun rasanya tidak berubah. "Kalau bumbu saya sendiri yang menangani supaya kualitas dan rasa tetap terjaga," kata Triyanto.
Kalau bumbu sudah disiapkan, proses masak berikutnya dibantu oleh karyawan, tapi tetap dalam pengawasan Trianto dan istrinya Rita yang setia menemani.
Bakmi Jawa H Minto ini memiliki resep turun temurun yang harus dijaga sesuai dengan pesan almarhum ayahnya, yang menekankan kejujuran. "Jangan sampai ketika rame bumbu atau isinya dikurangi supaya untungnya lebih banyak. Itu tidak barokah," katanya.
Menu yang diunggulkan di sini adalah bakmi Jawa, nasi goreng, serta daging cincang goreng. Selain itu, ada bihun Jawa, capcay, kwetiau, tongseng, gulai, sop.
Anda bisa memilih hidangan goreng atau rebus, pedas atau tidak, dengan potongan ampela, daging kambing, sapi, atau ayam. Untuk minumannya tersedia es campur, jeruk, soda susu, jahe, dan minuman ringan lainnya.
Sederhana, tapi bikin kangen. Itulah kata-kata yang rasanya cocok menggambarkan bakmi Jawa jadul ini. Sepiring mie goreng disajikan hangat di malam hari sungguh kenikmatan yang tak mahal.
Anda yang asli Yogyakarta dan sekitarnya mungkin tak asing dengan bakmi Jawa. Secara tradisional, bakmi ini dimasak di atas tungku tanah liat dengan arang. Proses peracikan bumbu dan pemasakan dilakukan satu per satu.
Di beberapa tempat, bakmi Jawa disebut dengan mie tek-tek atau mie godog (untuk bakmi Jawa rebus). Tetapi, Bakmi Jawa H Minto memilih menggunakan bahan bakar gas. Alasannya untuk mempercepat pelayanan, mengingat pembelinya berjubel dan tempat duduknya pun harus bergantian.
Masakan Jawa resep H Minto ini setiap porsi dipatok antara Rp20.000 hingga Rp35.000, tergantung isinya. Selain ati ampela, di dalamnya terdapat irisan tomat, kol, dan kekian terigu yang kenyal dan berlumur kecap. Ditaburi irisan seledri, bawang goreng, dan bubuk ebi dengan pelengkap kerupuk.
Seorang pelanggan Sri Wibowo mengatakan, Bakmi H Minto ngangeni dan sulit ditemukan di tempat lain. Meskipun warungnya di Gondandia sederhana tapi pelanggannya banyak, harus antre.
"Di tempat yang baru ini masih belum rame, mungkin belum banyak yang. Saya tadi juga keblasuk ke Gondandia, diberitahu pedagang kopi kalau pindah. Untung ketemu," kata Bowo sambil menikmati bakmi Jawa H Minto bersama istrinya Anggie dan putri semata wayang Kenes.
Menikmati bakmi Jawa di lokasi yang baru pada malam hari sambil ditemani alunan musik, terasa bertambah nikmat. Berbeda dengan ketika masih berlokasi di Gondangdia, menikmati bakmi sambil merasakan getaran kereta yang melintas.