Bakar 10.240 Ikan, Probolinggo Tembus Rekor Muri
Soal “bakar-membakar” Kota Probolinggo jagonya. Terbukti Pemkot Probolinggo berhasil mencatatkan pada Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pembakar 10.240 ikan.
Rekor Muri itu dipecahkan para pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersama para nelayan di Probolinggo di Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo, Sabtu, 31 Agustus 2019.
“Alhamdulillah, sebanyak satu ton ikan laut berbagai jenis yang setelah dihitung berjumlah 10.240 ekor berhasil kita bakar dan tercatat sebagai rekor bakar ikan terbanyak di Muri,” ujar Wali Kota Hadi Zainal Abidin.
Selain Pemkot, perusahaan bumbu masak dan televisi swasta di Surabaya, yang membantu terciptanya rekor ikan asap, juga mendapatkan rekor Muri.
Festival bakar ikan itu melipatkan 40 kelompok yang berasal OPD dan nelayan itu beradu cepat membakar ikan dengan cara diasapi (dipanggang) di atas bara api dari tongkol (janggel) jagung. Sekitar 30 menit sebanyak 10.240 ekor ikan salem (makarel), tongkol, dan ikan lainnya berhasil dipanggang.
Wali Kota yang biasa Habib Hadi mengatakan, festival bertujuan untuk mengdongkrak kuliner khas Kota Probolinggo. Apalagi selama ini nelayan di Kota Probolinggo berhasil menangkap 16.000 ton ikan laut.
“Sisi lain meski produksi ikan laut sangat tinggi tetapi angka konsumsi ikan warga Kota Probolinggo pada 2018 hanya 35,70 kilogram/kapita/tahun,” ujar Habib Hadi. Angka tersebut masih di bawah tingkat konsumsi ikan nasional yang mencapai 45,37 kilogram/kapita/tahun.
Karena itu Pemkot Probolinggo gencar mengampanyekan Gemar Makan Ikan Mengandung Protein Hewani (Gema Insani). Salah satunya melalui festival ikan asap yang memecahkan rekor Muri.
Agar ikan semakin digemari anak-anak, salah satunya dalam festival itu ikan dimasak asap asap krispi. “Biasanya anak-anak suka snack yang rasanya gurih dan krispi, snack bisa diganti ikan krispi,” kata wali kota.
Sebanyak 10.240 ikan asap yang dibakar ramai-ramai itu setelah dicatatkan di rekor Muri kemudian dibagikan kepada warga Probolinggo. “Alhamdulillah, menyaksikan festival ikan asap pulangnya bawa ikan asap untuk lauk makan siang,” ujar Rizki, warga Jalan Citarum, Kota Probolinggo.
Sementara salah satu peserta festival, Rahayu, 29 tahun, mengaku, senang bisa ikut ramai-ramai membakar ikan. “Meski mengirup asap dan mata pedih, saya senang bisa ikut serta memecahkan rekor Muri,” katanya.