Bakal Nikahi Kekasih, Ini Kronologi Kematian Khashoggi
Dalam dua minggu terakhir, berita mengenai hilangnya jurnalis senior Arab Saudi Jamal Khashoggi usai masuk Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, menghiasi berbagai pemberitaan internasional. Ia simbol kebebasan berekspresi yang dibantai.
Jurnalis Jamal Khashoggi telah dinyatakan tewas saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul. Hal itu diakui resmi Arab Saudi, hingga memicu sikap skeptis dari sejumlah negara.
Khashogi telah tewas setelah terlibat pertikaian dengan orang-orang yang ditemuinya di gedung konsulat pada 2 Oktober 2018.
Berikut ngopibareng.id merangkumnya dalam kronologi berikut:
Di konsulat Kasus hilangnya Khashoggi dimulai pada Selasa, 2 Oktober 2018, saat ia memasuki Kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Namun, ia tak kunjung keluar dan menampakkan diri.
Keberadaan Jamal Khashoggi terekam dalam kamera pengawas atau CCTV saat melangkahkan kaki ke dalam gedung konsulat untuk mengurus surat cerai. Surat dibutuhkan agar dia dapat menikahi kekasihnya yang berasal dari Turki.
Khashoggi adalah jurnalis yang vokal mengkritik pemerintahan Arab Saudi yang dipimpin Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammed bin Salman.
"Khashoggi adalah jurnalis yang vokal mengkritik pemerintahan Arab Saudi yang dipimpin Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammed bin Salman."
Mulai menghilang Sehari setelahnya, pada Rabu, 3 Oktober 2018, The Washington Post mengangkat kabar mengenai Khashoggi yang belum juga terlihat sejak masuk ke kantor konsulat, Selasa siang waktu Turki. Di sisi lain, otoritas Turki meyakini Khashoggi masih berada di dalam konsulat.
Namun, pada hari selanjutnya, Kamis, 4 Oktober 2018, Pemerintah Arab Saudi mengatakan Khashoggi menghilang setelah meninggalkan gedung. Kemudian, Duta Besar Arab Saudi dipanggil untuk bertemu Kementerian Luar Negeri Turki.
Hari ketiga pasca-menghilangnya kolumnis The Washington Post itu, Jumat, 5 Oktober 2018, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan pernyataan serupa dengan yang disampaikan Pemerintah Arab Saudi sebelumnya bahwa Khashoggi tidak ada di konsulat.
"Kami mempersilakan Pemerintah Turki untuk melakukan pencarian di wilayah gedung dan halaman kedaulatan kami," kata Mohammed bin Salam.
Diyakini tewas
Pada pengujung pekan, Sabtu, 6 Oktober 2018, seorang sumber di pemerintahan Turki mengatakan, kepolisian negaranya percaya bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam konsulat. Lalu, sehari setelahnya, Turki mencari izin untuk menggeledah gedung konsulat. Namun, hingga saat ini belum ada kabar adanya penggeledahan di konsulat.
Beberapa hari berselang, Kamis, 11 Oktober 2018, Arab Saudi mengeluarkan pernyataan bahwa kamera pengawas di konsulat tidak berfungsi pada 2 Oktober 2018.
Pembicaraan dilakukan
Sepuluh hari berlalu, pada 12 Oktober 2018, delegasi Arab Saudi datang ke Turki untuk membicarakan hilangnya Khashoggi yang belum juga menemui titik terang. Keesokannya, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi menyebut pelaku pembunuhan Khashoggi yang dialamatkan kepada pihaknya sebagai dugaan tidak berdasar dan suatu kebohongan.
Lalu, pada Senin, 15 Oktober 2018, akhirnya petugas forensik Turki memasuki gedung konsulat yang menjadi tempat terakhir keberadaan Khashoggi.
AS mulai terlibat
Pada hari yang sama, 15 Oktober 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengirim Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Arab Saudi untuk mendiskusikan permasalahan rumit ini.
Genap dua minggu berlalu, Selasa, 16 Oktober 2018, Menlu AS Mike Pompeo bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh, untuk membahas hal ini.
Berselang sehari, giliran Pompeo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusogli untuk membahas masalah yang sama. Kemudian, pada 18 Oktober 2018 para menteri dari Inggris, Perancis, dan Belanda, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin keluar dari konverensi penanaman modal besar yang diselenggarakan di Arab Saudi. (adi/afp)