Bakal Diproduksi Ribuan, Ini Pro dan Kontra Genose C19
Alat deteksi Covid-19 semakin berkembang dan beragam caranya. Di China, kini berkembang deteksi Covid-19 lewat anal. Indonesia pun memiliki Genose, deteksi Covid-19 lewat embusan napas.
Dilansir dari Pandemic Talks, alat deteksi Covid-19 buatan anak bangsa ini, memiliki sejumlah fakta, serta pro dan kontra di antara para pakar.
Fungsi Genose
Genose bertujuan untuk mendeteksi Covid-19, dengan mengenali volatile organic compound (VOC), yaitu senyawa organik yang diembuskan lewat mulut.
Dengan mempelajari pola dan jenis VOC, Genose bisa memprediksi kondisi kesehatan individu itu. Banyak negara menggunakan pola yang digunakan Genose untuk mendiagnosis sampel, tetapi tidak semua negara menggunakan alat sejenis Genose C19 untuk penanganan Covid-19.
Genose, Deteksi Covid Berbasis VOC
Alat serupa digunakan di antaranya untuk mendeteksi kanker, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan.
Sejumlah alat juga digunakan untuk mendeteksi Covid-19, di antaranya Aenose, Wuhan Sensor Array, GC-IMS, dan Genose C19.
Pandemik talks menyebut, sebagian besar aplikasi dari VOC untuk deteksi Covid-19, masih dalam tahap pengujian atau pengembangan.
Genose Digunakan di Stasiun Kereta Api
Kementerian Perhubungan berencana menggunakan Genose C19 mulai 5 Februari 2021, di sejumlah stasiun kereta api. Rencananya Genose C19 yang sudah mengantongi izin edar dari Kemenkes RI, akan diproduksi ribuan buah.
Pakar Berbeda Pendapat
Sejumlah pakar berbeda pendapat tentang penggunaan Genose C19. Pandu Riono, Juru Wabah FKMUI menyebut jika Genose C19 membutuhkan penyempurnaan dan uji validasi. Menurutnya negara lain juga melakukan eksperimen serupa, namun memutuskan untuk tidak menggunakannya.
Ahmad Rusdjan, Ahli Biologi Molekuler mengatakan, "Saya belum tahu banyak mengenai detail alat itu. Penelitian seperti itu banyak, tetapi yang dikomersilkan, baru pertama saya lihat," katanya.
Sedangkan Dicky Budiman, Epidemiologi Griffith University menyebut jika Genose tak bisa gantikan PCR. Sebab, tahapannya bukan konfirmasi infeksi dini, tapi cenderung Covid-19 yang sudah lama di tubuh.
Advertisement