Baitul Maqdis di Palestina, Kiblat Kedua setelah Masjidil Haram
Kaum Muslimin memahami betapa penting Palestina karena terdapat Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat kedua umat Islam.
Apabila anak kita bertanya,
"Mengapa kita selalu memberikan perhatian kepada Palestina dan mengikuti isu di Baitul Maqdis?"
Apa jawaban kita?
Ceritakan kepada anak kita :
Wahai anakku, sesungguhnya Palestina adalah tempat tinggal para Nabi.
Nabi kita Ibrahim عليه السلام hijrah ke Palestina.
Nabi Luth عليه السلام diselamatkan oleh Allah dari adzab yang turun pada kaumnya menuju bumi yang diberkati, yaitu bumi Palestina.
Nabi Daud عليه السلام tinggal di Palestina dan membangun mihrabnya.
Dan Nabi Sulaiman عليه السلام memerintah seluruh dunia dari Palestina, kisahnya yang popular berkaitan semut yang berkata, “Hai semut, masuklah ke tempat tinggal kalian.”
Tempat yang disebut dengan wadi an-Naml (lembah semut) itu terletak di Palestina dekat (‘Athqalan).
Di Palestina juga, terdapat mihrab Zakaria عليه السلام, sebagaimana Musa عليه السلام meminta kaumnya memasuki Bumi Muqaddasah, beliau menamakan dengan al-Muqaddasah, yaitu (suci) dari syirik, dan dijadikan tempat tinggal para Nabi.
Banyak mukjizat yang terjadi di dalamnya, di antaranya kelahiran Nabi 'Isa عليه السلام dari ibunya Maryam, seorang gadis tanpa suami, dan Allah mengangkatnya ketika Bani Israil sepakat untuk membunuhnya.
Di Palestina, SitinMaryam menggoyang batang pohon kurma setelah proses kelahirannya dalam keadaan paling lemahnya wanita.
Termasuk tanda-tanda akhir zaman di Palestina, Nabi 'Isa عليه السلام akan turun di menara putih Syria, dan akan membunuh Dajjal di gerbang Lod Palestina, serta banyak cerita lain yang pernah terjadi di Palestina, di antaranya kisah Talut dan Jalut.
Jika anak kita bertanya :
“Bagaimana dengan Nabi Muhammad ﷺ dan hubungannya dengan Palestina?”
Kita jawab :
“Dulu kiblat pada awal diperintahkannya shalat adalah menghadap ke Palestina, dan ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Malaikat Jibril turun dan baginda sedang shalat, maka Jibril menyampaikan perintah dari Allah untuk mengubah kiblat dari Baitul Maqdis ke Mekkah al-Mukarramah lalu masjid tempat baginda shalat dinamakan Masjid Dzulqiblatain (dua kiblat).”
Terminal sebelum Mi'raj
Demikian juga ketika Rasulullah ﷺ melakukan Isra’, baginda pergi ke Baitul Maqdis sebelum Mi’raj ke langit. Inilah terminal pertama Baginda berhenti setelah berangkat dari Mekah sebelum menuju ke langit, dan baginda menjadi imam shalat para Nabi.
Abu Dzar al-Ghiffari radhiyallaahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah :
“Masjid mana yang pertama kali diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Baginda menjawab, “Masjidil Haram.” Aku bertanya lagi, “Kemudian masjid mana?” Baginda menjawab, “Masjidil Aqsa.” Aku bertanya lagi, “Berapa jarak antara keduanya?” Baginda menjawab, “Empat puluh tahun.” Kemudian baginda bersabda, “Di manapun sholat menjumpaimu, maka sholat lah dan bumi bagi kalian adalah masjid.”
"Wahai anakku, Apakah kamu tahu bahwa Abu Bakar as-Shiddiq radhiyallaahu 'anhu meskipun sibuk dengan masalah kemurtadan orang-orang Arab di Jazirah Arab dengan menyediakan pasukan untuk memerangi mereka agar kembali kepada Islam yang benar, beliau tidak membatalkan pasukan yang diperintahkan oleh Nabi untuk pergi ke Syam, meskipun memerlukan kekuatan untuk mengembalikan kestabilan Jazirah.
Apakah kamu tahu masa keemasan penaklukan Islam di masa Umar al-Faruq radhiyallaahu 'anhu, beliau tidak pernah keluar dari Madinah untuk merayakan penaklukan (pembukaan) negeri kecuali Palestina beliau pergi ke sana sendiri dan membukanya dengan damai, shalat di dalamnya dan menerima kunci untuk menyelamatkan orang-orang Nasrani dari penindasan orang-orang Romawi pada saat itu.
Kemudian dibuka lagi oleh Shalahuddin al-Ayyubi di hari bersejarah tahun 583 H pada hari Jum'at bertepatan dengan tanggal 27 Rajab, tanggal yang sama dengan malam Mi’rajnya Nabi ke langit melalui Baitul Maqdis. Ini merupakan fakta yang ajaib yang mana Allah memudahkan pengembalian al-Quds kepada pemiliknya sama seperti waktu Isra’ dan Mi’raj."
Bila anak kita bertanya lagi :
“Kenapa dinamakan dengan Baitul Maqdis?”
Kita jawab :
“Nama ini telah ada sebelum turunnya Al-Qur'an, ketika Al-Qur'an diturunkan, ia disebut Masjid al-Aqsa, dan dinamakan Baitul Maqdis karena kesuciannya yang istimewa.
Oleh kerana itu, tanah Palestina dan Syam adalah tanah Ribath, telah syahid di dalamnya 5000 orang dari kalangan para sahabat mulia, mereka bersemangat untuk membuka Baitul Maqdis dan membebaskannya daripada penindasan Romawi. Para syuhada’ masih berguguran sampai hari ini, inilah tanah para syuhada’ dan tanah ribath.”
Jika anak kita bertanya lagi :
"Jadi, pentingnya Masjid al-Aqsa dan bumi Syam seperti pentingnya Haramain, Mekah dan Madinah?”
Kita jawab :
“Benar anakku. Allah ﷻ mengumpulkan keduanya dalam firman-Nya, “Demi buah Tin dan buah Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi kota Mekah ini yang aman.” (QS. At-Tin : 1-3)
Ibnu Abbas berkata : "At-Tin adalah negeri Syam, az-Zaitun negeri Palestina, bukit Sinai adalah gunung dimana Allah berbicara kepada Musa عليه السلام di Mesir, dan al-Balad al-Amin adalah Mekah al-Mukarramah."
Allah ﷻ berfirman : “Dan sungguh kami telah tetapkan dalam kitab-kitab setelah dicatat di Lauh Mahfuzh bahawa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hambaku yang saleh.” (QS. Al-Anbiya’ : 105)
Anak kita bertanya lagi :
“Sekarang saya faham pentingnya Palestina dan Masjid Al-Aqsha, sebagaimana saya faham bahwa sholat di dalamnya akan dilipatgandakan pahalanya menjadi 500 kali, apakah ini benar?”
Kita jawab :
“Ya nak, itu benar, dan jangan kamu lupakan anak-anak Palestina dan penduduknya dari do'amu. Semoga Allah memberkatimu nak.”
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement