Bahtiar, Dua Bulan Tinggalkan Keluarga Demi Trans Papua
Proyek pelaksanaan Trans Papua sarat dengan cerita pengorbanan banyak pihak demi terbukanya akses antarwilayah di pulau yang berjuluk Bumi Cendrawasih ini. Namun, pengorbanan itu mulai berbuah.
Perlahan tapi pasti, denyut aktivitas perekonomian mulai merambah kawasan pedalaman. Seperti yang mulai dirasakan warga pemukiman di sepanjang ruas Gunung Pasir–Kebar–Snopy–Jalan Sisu di Trans Papua Segmen I yang ditangani Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVII Manokwari.
Ruas Kebar–Snopy sepenuhnya sudah beraspal dan fungsional. Setidaknya, menyambut Hari Natal pada 25 Desember mendatang, warga di kampung-kampung sepanjang jalan itui bisa merasakan kemeriahan bersama tidak lagi terpisah-pisah. Sukses ini pun disambut suka cita Bahtiar, kepala pekerja yang menangani pelaksanaan jalan di ruas ini.
“Saya kalau sudah selesai rencananya mau izin turun dulu ke Manokwari kumpul sama keluarga. Sudah kangen, dua bulan tidak ketemu,” kata pria asal Makasar ini ketika ditemui di kamp Pekerja PT 84 selaku kontraktor pengerjaan jalan sehari sebelumnya.
Jerih payah Bahtiar bersama timnya, memang patut diacungi jempol. Mereka mengabaikan keterasingan selama mengerjakan proyek. Lokasinya jauh dari fasilitas umum seperti di tempat asalnya. Akses komunikasi pun tidak mulus. Sehingga dia pun harus bisa bersabar saat menelepon untuk sekedar meluapkan rindu dengan keluarga, terputus mendadak.
“Memang jauh dari keluarga yang saya tinggalkan di Kota Manokwari. Tetapi puas dengan pengerjaan yang hasilnya bisa memberi manfaat besar bagi saudara-saudara kami di Kebar. Apalagi selama ini, warga sini mendukung kerja kami. Terutama dengan bapak Hendrik Njoi,” beber bapak tiga putra tersebut ketika disinggung hubungan dengan warga kampung di sepanjang proyek jalan.
Perubahan menuju kemajuan bisa dirasakan Bahtiar sejak dia menginjakkan kaki dan terjun di proyek jalan Trans Papua pada 2012. Kendati anak buahnya datang silih berganti, namun dia pilih tetap bertahan karena punya harapan dan impian besar bagi kemajuan warga Papua.
“Warga sini baik-baik kok. Mungkin karena jarang bergaul dengan orang luar dan aksesnya terbatas sehingga kesannya berbeda. Seperti bapak Hendrik Njoi ini. Kita sampai seperti saudara,” kata Bahtiar sambil terkekeh menatap orang yang dimaksud.
Loyalitas dan tujuan besar disamping untuk meraup rejeki di Papua, menjadi nilai lebih Bahtiar hingga bisa dipercaya sebagai kepala kamp pekerja. Totalitas ini juga diakui Gallain Ginanjar,ST PPK 1.02 Satker PJN Wilayah I Manokwari yang bertanggungjawab atas penanganan ruas ujung Gunung pasir – Kebar – Snopy–Jalan Sisu.
“Ada 100-an pekerja yang dikoordinir Bahtiar. Beliau sampai jarang pulang sebelum target penanganan jalan yang jadi tanggung jawabnya selesai,” katanya.
Kini, dengan tuntasnya pengaspalan di ruas Kebar-Ayawasi, akhir tahun bagi Bahtiar dan anak buahnya bisa disambut dengan senyum manis bersama keluarga, sebelum kembali terjun penanganan jalan di beberapa titik yang jadi kewenangan PPK 1.02 Satker PJN Wilayah I Manokwari.
Advertisement