Bahrun Naim Tewas; Syahid Bagi ISIS Teroris di Mata Polisi
Bahrun Naim, Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikenal sebagai anggota ISIS dikabarkan tewas dalam petempuran melawan pasukan Bashar Al-Assad di Syria. Kematian pria yang diduga menjadi sutradara rangkaian bom teror di Indonesia itu menghembuskan nafas terakhirnya 30 November silam.
Kabar itu terungkap lewat grup telegram simpatisan ISIS di Indonesia. Disebutkan, Bahrun Naim yang punya nama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo ini gugur dalam pertempuran. ''Innalillahi wa inna ialihi raji'un, telah gugur syahid saudara kita mujahid Bahrun Naim di Abu Hamam pada tanggal 30 November,'' tulis dalam grup telegram. Pesan itu disebut sebagai pesan terusan dari Khilafah Syam.
Mabes Polri sedang mengklarifikasi kebenaran tewasnya pria yang diburu aparat keamanan Indonesia ini. ''Polri sedang berupaya melakukan konfirmasi atas informasi itu,'' kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabgpenum) Divhumas Polri Kombespol Martinus Sitompul di Jakarta.
Dalam pantuan polisi, Bahrun Naim terakhir terpantau berada di wilayah Syria. Itu berdasarkan kesaksian informan polisi yang memastikan keberadaan Bahrun Naim di negeri yang sedang dilanda perang saudara berketerusan ini.
Yang jelas, meski kabar tewasnya Bahrun Naim sudah tersebar, keluarganya di Solo belum mengetahui nasib sebenarnya.
''Sedang dicek kebenarannya. Saya tadi juga sudah bertanya kepada Pak Faturrahman, ayah Naim,'' kata pengacara keluarga Bahrun Naim, Anis Prijo Anshari.
Yang pasti, bagi para simpatisan ISIS, Bahrun Naim dianggap sebagai pejuang alias mujahid. Karena itu, saat dia dikabarkan tewas dalam pertempuran melawan pasukan Basyar, para simpatisannya meyakininya sebagai mati syahid. Dalam pandangan mereka, orang yang mati syahid akan masuk surga.
Lain halnya di mata kepolisian RI. Karena jejak keterlibatannya dalam rangkaian aksi terorisme di Indonesia, Bahrun Naim disebut sebagai teroris. Yang terakhir, pria kelahiran Pekalongan 6 September 1983 ini diduga menjadi sutradara berbagai rangkaian teror di Indonesia selama 2016.
Salah satunya adalah teror bom di Jalan Thamrin Jakarta, beberapa waktu lalu. Aksi teror di Ibukota Jakarta ini menewaskan sejumlah korban termasuk pelaku yang meledakkan diri di depan Toko Sarinah Jakarta.
Otak sejumlah aksi teror di Indonesia itu gemar menulis pemikirannya di blog. Diantaranya tulisan dia tentang gerilya hutan hingga perang kota. Melalui tulisannya tersebut, ia mengagitasi para pengikutnya untuk melakukan aksi perlawanan terhadap musuhnya yang dia sebut sebagai kaum murtadin.
Pentolan teroris versi polisi dan mujahidin atau pejuang agama versi pendukung Bahrun Naim adalah lulusan program D-3 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unversitas Negeri Sebelas Maret Solo.
Ia sering dikaitkan dengan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Ia pernah ditangkap Detasemen Khusus 88 (Anti Teror) 9 November 2010 karena menyimpan 533 butir peluru laras panjang kaliber 7.62 mm dasn 31 butir peluru kaliber 9 mm. Ia divonis PN Solo 2 tahun penjara.
Bahrun Naim pergi di Suriah bergabung dengan NIIS tahun 2014. Menurut pihak kepolisian, ia merupakan orang yang mentransferdana yang digunakan dalam serang teror Jakarta 2016. Serangan di Ibukota itu terinspirasi oleh serangan teror di Paris.
Apakah Bahrun Naim betul-betul tewas di Syiria? Yang pasti, para simpatisan ISIS telah mengabarkan tokohnya tersebut telah mati syahid. Sedangkan polisi yang sedang mengklarifikasi kebenaran kabar tersebut tetap menganggap Bahrun Naim sebagai teroris. (Azh)