Bahaya TBC Tulang Belakang, Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya
Tubercolosis (TBC) atau juga dikenal dengan istilah TB, umumnya banyak diketahui menyerang paru-paru. Tetapi, TBC juga bisa menyerang tulang belakang yang disebut TBC tulang belakang.
Dokter spesialis bedah saraf dari Indonesia Spine Clinic RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya, Dr dr Muhammad Faris SpBS (K) Spine FINSS mengatakan, TBC tulang belakang bisa dialami siapa saja. Bahkan, pasien termuda yang pernah ia tangani masih ABG berusia 15 tahun.
Dokter Faris menyebut, TBC tulang belakang terjadi karena adanya kuman yang menyebabkan kerusakan pada tulang belakang. Dampaknya jika tak bisa tertangani dengan baik ialah kelumpuhan.
Selain kuman, TBC tulang belakang juga bisa terjadi karena gaya hidup tidak sehat dan trauma akibat jatuh atau kecelakaan.
"Di dalam tubuh kita ini semuanya ada TBC. Dia akan manifes pertama kalau kita kelelahan. Kedua, konsumsi obat-obatan tertentu, daya tahan tubuh turun, dia (TBC) akan bangkit, apa lagi ditambah trauma jatuh, orang gak mau aktivitas, kemudian nutrisi tidak baik resiko TBC semakin besar," ungkap dokter Faris saat ditemui di RS Adi Husada Undaan Wetan.
Sebagai upaya antisipasi TBC tulang belakang, dokter Faris memaparkan ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi. Gejalanya seperti nyeri punggung yang terpusat di satu bagian dan makin lama makin berat.
"Lalu rasa kaku di punggung, benjolan atau pembengkakan di punggung, dan punggung bungkuk (kifosis). TBC tulang belakang juga disertai gejala kelelahan, deman,keringat dingin, hilang nafsu makan, dan berat badan menurun," papar Faris.
Ia pun menyarankan, bisa mengalamu gejala di atas harus segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat tertangani dengan baik.
Dokter Faris menambahkan, TBC tulang belakang ini tak menular seperti TBC paru-paru. "TBC tulang belakang beda dengan paru, jadi tidak menular. Tetapi, harus tetap waspada dengan penyebabnya terutama gaya hidup tidak sehat," tutupnya.