Bahaya Penggumpalan Darah yang Diidap Melanie Subono
Aktivis kemanusiaan, mantan model sekaligus penyanyi Melanie Subono baru saja menjalani operasi pengangkatan tumor dan rahim. Melanie Subono memiliki kelainan darah yang membuat darahnya mudah membeku dan membentuk tumor. Gumpalan darah di tubuh Melanie Subono ada yang ganas dan tidak. Putri pertama promotor musik Adrie Subono ini pun menjalani operasi pengangkatan tumor dan rahim di RSCM, Jakarta, pada Kamis 21 Oktober 2021.
"Sejak pertama mengalami mengalami menstruasi berapa belas tahun dia sudah punya kelainan darah. Level pembekuan tinggi, jadi hampir semua darah membeku membentuk macam-macam, dari kista, miom, tumor," kata Yulia Dian, manajer Melanie Subono.
Melanie Subono sering menunda operasi karena ingin fokus pada "Rumah Harapan Melanie", yakni sebuah tempat yang ia dedikasikan untuk melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan. Tak disangka tumor yang ada di dalam perutnya sudah mencapai bobot 1,3 kilogram sehingga harus segera dilakukan operasi.
Penggumpalan darah sebenarnya merupakan respons alami tubuh untuk menghentikan perdarahan dan menyembuhkan luka. Namun jika terjadi secara tidak normal, penggumpalan darah dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan. Antara lain emboli paru, penyakit jantung, deep vein thrombosis, stroke, trombosis arteri, dan gangguan ginjal. Simak ulasan bahaya penggumpalan darah dalam tubuh berikut ini.
Apa Itu Pengggumpalan Darah?
Penggumpalan darah memiliki peran penting dalam proses penyembuhan tubuh, namun juga dapat menciptakan masalah yang serius jika penggumpalan tersebut terjadi di dalam vena dan arteri yang mengalirkan darah munuju jantung. Penggumpalan darah disebut juga dengan koagulasi, yang sebenarnya berfungsi untuk mencegah darah mengalir secara bebas dari luka yang terbuka.
Koagulasi merupakan suatu proses yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk memulai proses pembekuan (agglomerate) dan membentuk trombus.
Selain itu, koagulasi juga penting dari hemostasis yakni ketika penambahan dinding pembuluh darah rusak oleh keping darah dan menimbulkan faktor koagulasi (mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan dan memulai proses perbaikan, jika terjadi kelainan koagulasi maka akan meningkatkan risiko terjadinya pendarahan atau trombosis.
Jenis Penggumpalan Darah
Peredaran darah mengangkut darah ke seluruh tubuh dan bisa terbentuk di vena atau arteri, penggumpalan darah juga memiliki jenis, di antaranya:
1. Penggumpalan Darah Arteri
Terjadi pembekuan darah di arteri atau yang disebut dengan bekun arteri. Gejala bekuan arteri termasuk nyeri hebat, kelumpuhan bagian tubuh, atau keduanya. Itu dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
2. Penggumpalan Darah Vena
Kondisi ketika terjadi pembekuan darah di vena yang disebut bekuan vena. Jenis gumpalan ini mungkin menumpuk lebih lambat dari waktu ke waktu, tetapi masih bisa mengancam jiwa. Jenis pembekuan vena yang paling serius disebut trombosis vena dalam.
Gejala Penggumpalan Darah
1. Nyeri Punggung
Ternyata, nyeri punggung bisa jadi salah satu gejala penggumpalan darah. Sakit punggung mungkin tampak seperti penyakit biasa, padahal ini bisa menjadi indikasi bahwa gumpalan darah berada di sekitar area panggul atau di vena kava inferior, yaitu pembuluh darah yang menerima darah dari badan serta kedua kaki. Adanya gumpalan ini bisa berakibat pada kerusakan permanen jika tidak dirawat.
2. Keringat Berlebih
Kemudian, keringat berlebih bisa menjadi salah satu gejala penggumpalan darah yang tidak boleh Anda abaikan. Pasalnya, penggumpalan darah yang menjadi penyebab keringat berlebih biasanya letaknya ada di paru-paru atau jantung. Jenis gumpalan darah ini sangat serius dan harus segera diobati agar tidak berakibat fatal.
3. Kram Kaki
Biasanya, orang yang mengalami penggumpalan darah akan lebih sering mengalami kram pada bagian kaki, karena kram pada area kaki tersebut menjadi salah satu dampak adanya gumpalan darah Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. DVT bisa terjadi ketika ada penggumpalan darah di satu atau lebih pembuluh darah vena bagian dalam. Kondisi tersebut terbentuk di pembuluh darah besar.
Dilansir dari Klikdokter, menurut Kristine Arthur MD, internis di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, California, Amerika Serikat kepada Reader’s Digest, menyatakan jika mengabaikan gumpalan darah di kaki bahkan untuk sehari bisa berakhir dengan emboli paru (penyumbatan di arteri paru-paru) yang jauh lebih berbahaya.
4. Kulit Pucat
Gejala penggumpalan darah selanjutnya yaitu kulit menjadi pucat atau bahkan berubah warna secara drastis. Gumpalan darah bisa mengganggu aliran darah normal. Akibatnya, kulit akan menjadi pucat atau berubah warna, di mana kulit pucat justru menjadi gejala penggumpalan darah yang cukup umum.
Hal tersebut dapat dilihat, jika pada area satu kaki tampak lebih pucat atau warnanya berbeda dengan bagian sebelahnya, maka ini adalah gejala penggumpalan darah dan harus segera diperiksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
5. Kulit Hangat atau Dingin Ketika Disentuh
Gejala penggumpalan darah lainnya dapat diindikasi dari variasi suhu di mana darah menggumpal terjadi. Sebenarnya penyebabnya sama seperti perubahan warna, adanya perbedaan suhu akan disebabkan oleh gangguan aliran darah. Apabila variasi suhu tersebut berlanjut ditambah memiliki riwayat peningkatan risiko pembekuan darah, segera hubungi ahli medis untuk melakukan pertolongan.
6. Kesemutan
Dijelaskan dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter, kesemutan atau di dalam dunia medis dikenal sebagai parestesia, adalah sebuah sensasi tubuh bagian tertentu terasa seperti digelitik dan/atau ditusuk-tusuk. Biasanya pada kebanyakan kasus, kesemutan terjadi akibat adanya penekanan pada saraf dalam jangka waktu lama.
Kendati demikian, kesemutan juga bisa menjadi pertanda adanya gumpalan dalam darah. Itulah mengapa, lebih waspada apabila mengalami kesemutan terus-menerus di tempat yang sama.
7. Sesak Napas
Gejala penggumpalan darah juga mengalami sesak napas yang menjadi gejala bisu emboli paru. Hal tersebut menunjukkan adanya gumpalan darah di paru-paru, dan akhirnya dikombinasikan dengan gejala gumpalan darah di kaki serta sesak napas serius. Jika sudah begini, maka harus segera memeriksakan diri ke dokter karena berisiko besar untuk mengancam nyawa.
8. Muntah
Jika berbagai gejala penggumpalan darah semakin parah, biasanya penderita akan mengalami muntah. Kondisi tersebut bisa menjadi pertanda adanya darah beku di perut. Muntah juga disebut iskemia mesenterika, dan biasanya disertai dengan rasa nyeri yang teramat parah di area perut.
Apabila usus tidak mendapatkan suplai darah yang cukup, maka memungkinkan juga telah mengalami kondisi tersebut dalam jangka waktu cukup lama dengan intensitas yang tinggi. Maka, kenali gejala penggumpalan darah dan lakukan tindakan yang tepat.
Penyebab Terjadinya Penggumpalan Darah
Kondisi penggumpalan darah dapat diakibatkan oleh beberapa penyebab meski tubuh sedang tidak mengalami luka, di antaranya:
1. Memiliki riwayat atau keturunan dari orang tua yang sebulumnya pernah dialami.
2. Menggunakan obat-obatan tertentu, sepetti obat hormonal, pil KB, tamoxifen, dan heparin.
3. Adanya gumpalan kolesterol pada pembuluh darah akibat tingginya kadar kolesterol dalam darah.
4. Memiliki penyakit tertentu, seperti sirosis, kanker, diabetes, radang pembuluh darah atau vaskulitis, penyakit jantung, sepsis, dan kelainan autoimun.
5. Mengalami cedera, misalnya cedera patah tulang.
6. Tubuh yang obesitas.
7. Memiliki kebiasaan hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan jarang berolahraga.
Risiko Penggumpalan Darah
Pembentukan proses pembekuan darah tidak normal atau Trombosis Vena Dalam juga dibarengi dengan beberapa risiko sehingga dapat meningkatkan pembekuannya, seperti:
1. Merokok
2. Obesitas
3. Kehamilan
4. Cedera
5. Riwayat pembekuan darah tidak normal atau Trombosis Vena Dalam
6. Usia
7. Terapi penggantian hormon
8. Kanker
9. Pil KB
10. Duduk dan diam dalam waktu yang lama
11. Gagal jantung
Gumpalan darah juga dapat terbentuk ketika plak menumpuk di arteri. Plak tersebut ternyata mengandung zat trombogenik yang biasanya ditemukan pada kulit dan memainkan peranan penting dalam pembentukan gumpalan. Jika plak retak dan terbuka, zat akan terpapar dengan darah lalu memicu proses pembekuan yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Cara Mencegah Penggumpalan Darah
1. Menghindari duduk dalam jangka lama
Berada di posisi yang sama (terutama duduk atau berbaring) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan darah menggumpal. Biasanya akan terbentuk di tungkai, lalu menyebar ke organ lain dan menyebabkan sumbatan pembuluh darah di organ tersebut. Untuk menghindarinya, bergeraklah atau lakukan peregangan setiap satu hingga dua jam.
2. Minum air putih yang cukup
Dehidrasi dapat membuat pembuluh darah menyempit dan darah mengental, sehingga meningkatkan risiko penggumpalan darah. Oleh karena itu, pastikan untuk minum air putih setidaknya 8 gelas atau sekitar 2 liter setiap harinya.
3. Jalani gaya hidup sehat
Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, menurunkan berat badan yang berlebih, berolahraga secara teratur, menghindari asap rokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter, atau juga bisa dengan mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3, buah-buahan, sayuran, dan makanan yang mengandung vitamin E.
4. Mengonsumsi obat-obatan
Bilsa juga dengan mengonsumsi obat pengencer darah, biasanya, obat-obatan tersebut akan diresepkan oleh dokter jika pasien memiliki risiko penggumpalan darah yang dapat menimbulkan kerusakan organ, seperti penyakit jantung dan stroke. Obat tersebut juga mungkin akan diberikan pada orang-orang yang baru saja menjalani operasi atau pada wanita hamil yang berisiko mengalami penggumpalan darah.
5. Mengenakan stocking kompresi
Selain obat, dokter biasanya juga akan menyarankan penggunaan stocking khusus yang berguna untuk memperlancar aliran darah di tungkai. Stocking ini biasanya perlu digunakan oleh orang yang dirawat di rumah sakit dalam waktu lama, bepergian dengan pesawat terbang dalam waktu lama, atau wanita hamil.
Jenis Makanan Penyebab Penggumpalan Darah
Guna menghindari kemungkinan mengidap kondisi kelainan tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan tidak mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan pengentalan darah. Adapun jenis makanan penyebab pengentalan darah di antaranya adalah:
1. Makanan olahan
Meski biasanya makanan olahan mengandung nutrisi dan serat, jumlah tersebut masih kalah dengan komposisi lemak yang banyak di dalamnya. Jika mengonsumsi makanan olahan dilakukan secara sering, maka risiko terkena penyakit kolesterol serta penyumbatan pembuluh darah pun bisa meningkat.
Makanan olahan seperti sosis, makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan jenis makanan siap saji juga tidak jarang ditambahkan perasa yang juga menyebabkan tekstur darah menjadi lebih kental.
2. Makanan dengan kadar gula tinggi
Untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah, sebaiknya hindari makanan yang mengandung tinggi gula atau makanan serta minuman yang mengandung pemanis tambahan. Hak tersebut bisa diganti dengan konsumsi gula alami seperti gula aren, atau gula jagung.
3. Alkohol dan kurang minum
Konsumsi alkohol dengan intensitas tinggi juga menjadi salah satu penyebab darah menjadi kental. Jika hal ini terjadi, kamu perlu segera mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut. Jangan lupa juga untuk memperbanyak minum air putih setiap harinya.
4. Makanan fermentasi
Makanan yang diproses dengan cara fermentasi (menggunakan ragi misalnya) juga jadi salah satu jenis makanan penyebab pengentalan darah yang harus dihindari. Selain itu, jenis makanan yang mengandung MSG atau penyedap rasa juga sebisa mungkin dihindari oleh penderita darah kental.
Jenis Makanan yang Aman Untuk Penderita Penggumpalan Darah
Supaya darah dalam tubuh tidak mudah mengental, sebaiknya mulai konsumsi jenis makanan sebagai berikut ini:
1. Makanan yang mengandung asam lemak omega 3, karena Zat tersebut dikenal dapat mencegah platelet atau trombosit sel darah agar tidak saling menempel dan menimbulkan darah yang membeku. Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 di antaranya adalah ikan salmon, ikan tuna, dan buah alpukat.
2. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum, oatmeal dan beras merah untuk pengganti nasi putih. Makanan dengan karbohidrat kompleks diyakini bisa membuat darah tidak mengental, terlebih karena kandungan karbohidratnya yang tidak mudah dipecah tubuh.
3. Konsumsi buah-buahan, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penggumpalan darah adalah dengan konsumsi buah yang mengandung vitamin E dan K, seperti anggur, kiwi, nanas, dan tomat, dapat mencegah terjadinya proses pengentalan darah.