Bahaya Gas Air Mata yang Terhirup Pada Saluran Pernapasan
Ratusan korban jiwa yang meninggal di Stadion Kanjuruhan, Malang disebut banyak yang mengalami sesak karena tembakan gas air mata oleh para petugas.
Mengenai bahaya gas air mata pada saluran pernapasan, dokter Alfian Nur Rosyid mengatakan, gas air mata yang terhirup bisa menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan bagian bawah.
"Seseorang yang terhirup gas air mata dapat mengalami hidung berair, iritasi tenggorokan, rasa terbakar di saluran napas atas bahkan dapat terhirup sampai saluran napas bawah," terang dokter spesialis paru-paru ini.
Efeknya, lanjut dokter Alfian mereka yang menghirup gas air mata ini bisa mengalami batuk berdahak hingga sesak napas.
Menurutnya, inhalasi (masuknya udara dalam paru-paru) gas air mata yang berlebihan apalagi disuatu ruangan yang tertutup atau banyak orang akan berdampak hingga kematian.
"Terutama bagi orang memiliki penyakit pari-paru, efeknya bisa fatal sekali," terangnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa gas air mata yang terhirup oleh anak-anak bisa lebih bahaya dampaknya. "Bila terhirup dalam jumlah yang banyak dan tidak segera meninggalkan area yang mengandung gas air mata, dampaknya bisa sangat berbahaya," tandasnya.
Sebelumnya, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Dede Nasrullah SKep Ns MKep juga mengungkapkan, ada tiga kandungan bahan kimia dalam gas air mata. Salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.
Senyawa CS ini berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Diberitakan sebelumnya telah terjadi tragedi sepak bola yang memakan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu Malam, 1 Oktober 2022.
Tragedi kerusuhan ini merupakan buntut dari kekalahan Arema FC, sebagai tuan rumah atas lawan bebuyutannya Persebaya Surabaya. Beberapa suporter Arema FC yang tidak terima atas kekalahan tersebut terjun ke lapangan.
Dirasa sudah anarkis dan tak kunjung kondusif, polisi yang bertugas menebakan gas air mata guna membubarkan masa. Namun, nahas gas air mata tersebut justru membuat ratusan orang sulit bernapas hingga berdesak-desakan mencari jalan keluar stadion.
Dari data yang berhasil dihimpun, saat ini korban meninggal mencapai 130 orang. Korban didomininasi usia remaja hingga dewasa.