Bahas Termoelektrik, Mahasiswa ITS Raih Juara di Kamboja
Prestasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tak perlu di kancah internasional tak perlu diragukan lagi. Kali ini, datang dari Elysa Nensy Irawan yang telah sukses menyabet penghargaan sebagai penyaji terbaik (Best Presenter) dalam Southeast Asia Conference on Thermoelectrics (SACT) 2018 di Kamboja.
Kegiatan itu merupakan wadah komunikasi antara lembaga penelitian dan industri dalam pengaplikasian termoelektrik. Sebanyal 200 peserta dari 20 negara di Asia menyajikan hasil penelitiannya di hadapan para akademisi, peneliti, dan pelajar di seluruh Asia.
Dalam konferensi tersebut, mahasiswa dari Departemen Fisika ITS ini merupakan satu-satunya delegasi dari Indonesia dan masih berstatus mahasiswa S1, diantara peserta lainnya yang S3.
Ada empat tema yang dibahas dalam konfrensi itu. Di antaranya adalah material dan pemodelan termoelektrik, pengujian dan pengembangan peralatan termoelektrik, aplikasi dan desain sistem termoelektrik, dan aplikasi material lainnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Nensy ini membawakan penelitian dengan topik pembuatan film lapisan tipis tipe-P menggunakan metode DC Magnetron Sputtering sebagai pembuatan dasar termoelektrik.
"Termoelektrik itu suatu komponen yang dapat mengkonversikan energi panas menjadi energi listrik," jelasnya, Kamis, 3 Januari 2018.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi mengenai potensi material kalsium karbonat yang di-doping (penempelan zat untuk meningkatkan sifat material) dengan unsur kimia mangan sebagai tipe-P, sedangkan aluminium zink oksida sebagai tipe-N.
Kedua tipe ini diteliti untuk bisa menjadi material pengganti termoelektrik yang konvensional agar lebih efektif dan mudah diperoleh dari alam.
Terkait gaya presentasi yang dilakukannya, mahasiswa asal Kediri ini menuturkan punya kebiasaan berbicara dan cara menyajikan dengan model narasi. "Jadi bahan yang saya presentasikan itu saya kemas menjadi cerita, sehingga nada bicaranya tidak monoton, ya semacam orang cerita gitu," ungkap Nensy.
Tak heran jika kemudian Nensy menerima penghargaan sebagai penyaji terbaik pada sesi awarding SACT 2018. Dalam konfrensi tersebut, mahasiswa bimbingan Melania Suweni Muntini ini menerima penghargaan langsung dari Prof Anek Charoenpakdee, Presiden Lembaga Termoelektrik Thailand.
Diketahui, hasil paper yang telah dipresentasikan Nensy ini akan dipublikasikan di situs elektronik jurnal internasional yakni Sciencedirect dalam beberapa bulan ke depan.
"Saat presentasi kemarin, banyak masukan dari para pengulas, sehingga banyak yang harus direvisi saat ini dan semoga bisa selesai secepatnya biar cepat di-publish," pungkasnya. (amm)