Sirah Nabawiyah Zaman Kini Dibahas KH Fauzi Tidjani di Mauritania
Sejarah hidup Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) selalu dikaji umat manusia sepanjang masa. Pada dekade ini, Sirah Nabawiyah menjadi pembahasan penting tokoh-tokoh Islam dunia.
Dengan kajian Sejarah Hidup Rasulullah, umat Islam akan mampu menanamkan cinta kepada Rasulullah SAW di dalam hati mereka. Sehingga, akan terpatri dalam diri rasa ketaatan dan menjadikannya sebagai teladan dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep, Madura, Jawa Timur, Dr KH Ahmad Fauzi Tidjani MA pada 23-24 September 2023 menjadi satu-satunya ulama dari Indonesia yang diundang khusus oleh Pemerintah Republik Mauritania dan Rabithah Alam Islami sebagai Penyelenggara Konferensi Internasional ke-36 tentang Sirah Nabawiyah di Nouakchott, Mauritania.
Tak hanya itu, alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor ini pun juga berkesempatan menyampaikan gagasannya yang bertajuk “Peranan Ummat Islam Indonesia dalam Mencintai Rasulullah SAW dan Menciptakan Kedamaian.”
Indonesia Jadi Contoh
Di sana Kiai Fauzi menegaskan bahwa toleransi dan persatuan kaum Muslim di Indonesia dapat dijadikan contoh oleh umat Islam di seluruh dunia, dan ini terbukti ketika mereka merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh kecintaan dan ketaatan.
KH Fauzi menjelaskan, “Selama konferensi, alhamdulillah banyak ulama yang mengutarakan beberapa ikhtiar solusi guna penyelesaian setiap konflik dari pengalaman masing-masing ulama dengan ikhtiar pendekatan pikiran, keteladan, kebijakan, akhlak moral, solidaritas persaudaraan, bahkan penguatan cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW untuk benar-benar direalisasikan.
Seperti dikutip laman gontornews.com, ada beberapa rekomendasi pada konferensi ini, semoga menjadi tugas besar bagi masing-masing ulama yang hadir untuk benar-benar difollow up, direalisasi bahkan menjadi bahan setiap dakwah, diskusi akademik, atau menjadi kebijakan pemerintah masing-masing negara terutama negara yang mayoritas Muslim untuk kebangkitan Islam ke depan.
Bahas Sirah Nabawiyah
Konferensi Internasional ke-36 tentang Sirah Nabawiyah di Nouakchott, Mauritania, ini memang telah menghasilkan komitmen kuat untuk mempromosikan Islam yang penuh dengan budaya dan nilai-nilai luhur di seluruh dunia.
Tentunya sambil menjunjung tinggi persaudaraan, kesatuan, toleransi, dan penerimaan terhadap perbedaan. Para peserta bersatu dalam tekad untuk menghadapi tantangan masa depan dan memerangi propaganda yang merusak citra Islam.
Dalam Konferensi Internasional ini juga turut dihadiri langsung oleh Presiden Republik Mauritania, Mohammad Walad al-Syeikh al-Ghazawani. Sang presiden dengan tulus mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada pemerintah republik ini dan seluruh rakyatnya atas penyelenggaraan konferensi yang mulia ini.
Konferensi bertujuan untuk menyebarkan agama Islam, budaya, dan nilai-nilai luhur di seluruh dunia. Demikian dilansir laman al-amien.ac.id.
Pada acara pembukaan konferensi, Presiden Mauritania, Mohammad Walad al-Syeikh al-Ghazawani, menyampaikan sebuah pernyataan penting bahwa negaranya bersedia mengambil peran aktif dalam upaya pendekatan terhadap berbagai kepentingan di kalangan bangsa dan umat Islam di seluruh dunia.
Tujuannya adalah untuk senantiasa mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, kesatuan, serta bersama-sama untuk hidup berdampingan dalam kerangka kesetaraan, toleransi, dan penerimaan terhadap perbedaan.
Rekomendasi Penting
Para peserta konferensi juga mengeluarkan rekomendasi penting kepada Menteri Agama Republik Mauritania, Aldan Walad Sayyidi Walad A’mar Thalib, dalam bentuk naskah deklarasi yang mereka sebut “Konvensi Nouakchott untuk Kesatuan dan Solusi Pertikaian.”
Semua tindakan akan dilakukan melalui koordinasi dan kerjasama yang erat antara Rabithah Alam Islami dan Federasi Kelompok Islam di Afrika Barat.
Delegasi resmi lebih dari 56 negara yang turut serta dalam konferensi ini mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap upaya untuk mendiskriminasi Islam melalui propaganda kekerasan dan ekstremisme.
Para peserta, terutama para ulama dan cendikiawan, bersatu dalam tekad untuk memerangi propaganda jahat ini.
Menteri Agama Republik Mauritania, Aldan Walad Sayyidi Walad A’mar Thalib, dengan tegas menyatakan komitmen negaranya untuk melanjutkan rekomendasi dan konvensi yang dihasilkan dalam konferensi ini sesuai dengan instruksi presiden pada acara pembukaan konferensi.
Ketua Federasi Organisasi Islam di Afrika Barat, Al-Syeikh Mohammad Al-Hafidz Al-Nahwi, mengapresiasi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap agama Islam, ilmu, para ulama, dan Republik Mauritania yang selalu menjadi pusat kekuatan dan pengaruh dalam menangani konflik dan mediasi perdamaian di kawasan tersebut.
Misi utama dari konferensi ini adalah menanamkan cinta kepada Rasulullah SAW di dalam hati umat Islam, sehingga akan terpatri dalam diri rasa ketaatan dan menjadikannya sebagai teladan dalam menghadapi tantangan masa depan.
Advertisement