Bahagialah Menyambut Ramadan! Ini Pesan-pesan Indah Rasulullah
Ada pertanyaan, ketika Ramadan datang. Haruskah kita bersenang dan bahagia dengan datangnya bulan Ramadan?
Ada sejumlah alasan, sebagaimana dituntunkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Orang beriman akan senang dengan datangnya bulan Ramadan, karena bulan ini memiliki banyak keutamaan.
Berikut pesan-pesan Rasulullah SAW, yang sangat menekankan kebahagiaan dalam menyambut Ramadan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ .
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap (ridha) Allah, niscaya ia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
بُعداً لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، إِذَا لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِيْهِ؛ فَمَتَى؟
“Sangat rugi bagi orang yang mendapati bulan Ramadhan namun ia tidak diampuni. Kalau ia tidak diampuni di bulan itu, lalu kapan?” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan al-Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda:
قال الله عز وجل: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ.
“Allah SWT berfirman, ‘Setiap perbuatan ibnu Adam (manusia) adalah baginya, kecuali berpuasa. Karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’ Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا.
“Tidak ada dari seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun (jarak tempuh perjalanan selama tujuh puluh tahun, penj), sebab (puasa) di hari itu.” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab menyebutkan, sampainya seseorang pada bulan Ramadan dan kesempatan berpuasa di bulan itu adalah nikmat besar yang telah dikaruniakan oleh Allah swt. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Nabi Muhammad saw tentang tiga orang yang dua di antaranya menjadi syahid (gugur di medan perang karena membela agama Allah, penj). Kemudian orang ketiga meninggal dunia di atas tempat tidurnya (bukan syahid, penj). Maka dilihat dalam mimpi bahwa orang ketiga ini mendahului kedua temannya. Sahabat menanyakan hal itu.
Maka Nabi SAW bersabda:
أَلَيْسَ بَعْدَهُمَا كَذَا وَكَذَا صَلاَة، وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَهُ، فَوَالّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّ بَيْنَهُمَا لَأَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ.
“Bukankah setelah keduanya (dua orang syahid, penj) ada sekian-sekian shalat, dan ia (orang ketiga) mendapati bulan Ramadan dan ia berpuasa di dalamnya. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya antara keduanya pasti lebih jauh dari pada jarak langit dan bumi.” (HR. Baihaqi dan Ibnu Hibban)
Pengertian Puasa
Puasa adalah menahan diri dari semua hal yang bisa membatalkannya, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, dengan niat khusus.
Demikian penjelasan Ust Faris Khoirul Anam, sebagaimana dilansir laman aswajanucenterjatim.or.id. Semoga bermanfaat.