Bagnaia Bisa Juara Dunia di MotoGP Qatar, Ini Syaratnya
Francesco Bagnaia memiliki kesempatan pertamanya meraih gelar MotoGP 2023 di Qatar pada hari Minggu, 19 November 2023.
Pembalap Italia itu berusaha menjadi juara dunia MotoGP berturut-turut untuk pertama kalinya sejak terakhir kali dilakukan Marc Marquez. Dengan catatan, ia berhasil memperlebar jarak dengan Jorge Martin pada akhir pekan ini.
Dengan dua seri tersisa, Bagnaia memiliki keunggulan tipis, 14 poin, atas pesaing terdekatnya itu.
Meski tak sedikit yang meyakini penentuan gelar akan terjadi di seri terakhir di Valencia akhir pekan depan, namun pembalap yang akrab disapa Pecco itu secara matematis bisa menjadi juara di Qatar akhir pekan ini jika ia berhasil membuat selisih minimal 37 poin pada Minggu malam.
Maksimal 37 poin kini tersedia di setiap putaran, dengan 12 poin untuk kemenangan di sprint race, ditambah 25 poin untuk kemenangan pada balapan penuh sehari setelahnya.
Bagnaia Realistis
Oleh karena itu, Bagnaia harus mengungguli Martin dengan 23 poin selama dua balapan di Lusail, sebuah skenario yang belum pernah terjadi sejak seri pembuka di MotoGP Portugal pada Maret lalu.
Kala itu, Bagnaia meraih hasil sempurna 37 poin, dari kemenangan sprint dan balapan utama. Sementara Martin meraih 9 poin hasil finis kedua dalam sprint race dan gagal meraih poin dalam balapan utama lantaran terjatuh di lap ke-20.
Saat ini, Pecco mengumpulkan 412 poin, unggul 14 poin atas Martin yang mengumpulkan 398 poin. Jika Bagnaia bisa meraih 23 poin lebih banyak dari Martin di Lusail, pembalap tim pabrikan Ducati itu akan menjadi juara dunia untuk kedua kali beruntun.
Meskipun di akhir balapan penutup di Valencia Martin bisa menyamakan perolehan poin, Bagnaia tetap juara, karena dia unggul jumlah kemenangan, saat ini Pecco memenangi enam balapan utama dan Martin empat balapan.
Skenario Pecco juara di Qatar kurang realistis mengingat performa Martin yang konsisten di level tertinggi sejak balapan di Barcelona, September lalu.
Sejak seri Catalunya, Martin meraih tiga kemenangan balapan utama dan empat sprint race. Martin juga empat kali meraih pole dalam rentang waktu itu. Sebaliknya, Bagnaia baru meraih satu kemenangan di Mandalika, Indonesia. Dia juga baru bisa meraih pole pada MotoGP Malaysia di Sepang, akhir pekan lalu.
Bagnaia menyadari hal itu. Maka, pembalap 26 tahun itu memilih fokus pada upayanya memperlebar jarak ketimbang memburu sesuatu yang tampak mustahil.
“Saya senang bisa kembali membalap di Qatar akhir pekan ini. Ini adalah trek lain di mana kami selalu kompetitif,” kata Bagnaia.
“Di GP Malaysia, kami akhirnya berhasil menjadi cepat sejak hari Jumat, dan kami kembali meraih pole, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak Barcelona. Di sini juga penting untuk dapat melakukan hal yang sama.”
Menurutnya, keunggulan 14 poin di klasemen tidaklah banyak, sehingga membuat kesenjangan menjadi semakin lebar sebagai pilihan yang lebih realistis.
“Minggu lalu di Sepang, beban di dada saya akhirnya berkurang, dan sekarang saya merasa lebih bebas!”