Bagaimana Bila Wabah Covid-19 Mengganggu Psikologis? Ini Tipsnya
Covid-19 memang pandemi yang berbahaya dan patut diwaspadai. Sebab, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru ini, belum ditemukan obat dan vaksinnya, serta memakan banyak korban jiwa. Namun, bagaimana jika rasa takut itu membuat tubuh gemetar, berkeringat dingin, hingga dada berdegup kencang, ketika mendengar berita tentang Covid-19? Berikut cara mengatasi ketakutan berlebihan dari rubrik tanya jawab yang diasuh oleh Psikolog Dian Dwi Puspita. Pengasuh bisa dihubungi lewat surat elektonik diĀ [email protected].
Assalamualaikum,
Saya seorang wanita bekerja di suatu pelayanan publik,usia saya 43 tahun,sudah menikah. Saat ini saya mempunyai keluhan takut jika hendak keluar rumah atau bertemu dengan orang dan sering merasakan deg-degan, gemetar dan keringat dingin jika mendengar berita terkait Covid19.
Sebelumnya memang saya dan suami pernah dinyatakan positif Covid-19, dan sudah menjalani isolasi mandiri. Waktu itu, saya kaget dan merasa tidak percaya dengan apa yang saya alami ketika hasil swab keluar dan dinyatakan positif terkena virus Covid-19, karena saya sudah merasa sangat tertib menjalankan protokol kesehatan dan berhati-hati sekali.
Muncul pertanyaan di benak saya, mengapa saya bisa terkena padahal saya sudah mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana atau cara apa yang harusnya saya lakukan untuk mengurangi ketakutan saya terkait Covid-19 ini, di mana kondisi bisa gemetar dan berkeringat dingin. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Dewi, seorang karyawati di Surabaya
Jawaban
Waalaikumsalam
Ibu Dewi di Surabaya. Riwayat atau kejadian yang dialami sebelumnya memang bisa membekas dan berpengaruh terhadap keadaan seseorang. Terkait pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Namun kejadian yang cenderung tidak menyenangkan atau menyakitkan biasanya lebih sulit hilang, sehingga dapat menjadikan trauma pada diri seseorang. Seperti keadaan yang dialami Ibu Dewi. Adanya peristiwa yang membuat kaget, terkejut dan seolah tidak percaya, itu terjadi pada Ibu dan keluarga.
Peristiwa ini cukup membekas dalam ingatan Ibu, karena sebelumnya Ibu Dewi sudah sebaik mugkin berhati-hati dan menjaga sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan, namun nyatanya tetap terkena.
Adanya ketakutan dan perasaan was-was akan terjadi lagi, itu sering dialami oleh setiap orang.
Namun bagaimana caranya agar perasaan dan pikiran itu tidak terlalu lama menetap pada diri kita, menjadi patologis dan membentuk perilaku baru yang mengganggu ketenangan jiwa kita?
Di masa pandemi ini memang semua orang cukup berhati-hati dan waspada terhadap kesehatannya, namun pada orang yang pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan atau peristiwa traumatik sebelumnya, akan makin mempengaruhi tingkat kewaspadaannya sehingga muncul perasaan takut atau cemas, dan juga muncul gejala-gejala fisik seperti badan gemetar, keluar keringat dingin, diare, jantung berdebar-debar kencang, dan sampai mengalami gangguan tidur sebagai manifestasi dari rasa cemasnya.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas tersebut adalah :
1. Hentikan mencari berita terkait Covid-19. Jika hal ini membuat perasaan takut dan cemas bertambah.
2.Bangunlah pemikiran positif pada setiap peristiwa yang terjadi. Ubahlah pemikiran negatif/buruk yang muncul pada suatu keadaan menjadi suatu pemikiran yang positif dan logis. Misalkan pemikiran, tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan semua sudah direncanakan olehNya (Tuhan).
3.Sikap menerima keadaan, dengan berbagai risikonya,serta tetap semangat untuk lebih baik.
4.Libatkan diri dalam kesibukan atau aktivitas. Jangan membiarkan diri terdiam dan melamun, atau pikiran melayang kemana-mana. Buatlah tubuh bergerak, atau melakukan sesuatu yang berguna, seperti menyalurkan hobi atau minat.
5. Jalin interaksi dan komunikasi dengan kerabat/keluarga dekat,sahabat atau teman, meskipun saat ini kondisi pandemi namun bisa menggunakan video call, telepon ataupun lewat chat Whattshap.
6.Melakukan olahraga secara teratur, bisa dengan jogging, bersepeda, beryoga dan yang lainnya.
7.Lakukan rileksasi atau olah napas jika cemas ini datang.
8.Jika keadaan belum membaik, silahkan konsultasi lebih lanjut pada psikolog terdekat.
Sekian jawaban dari saya semoga bisa membantu dan memberikan pencerahan. Salam sehat dan semangat.
Advertisement