Badan Siber Duga Kebocoran Data PeduliLindungi Dilakukan Bjorka
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan dugaan kebocoran data aplikasi PeduliLindungi yang dilakukan oleh Bjorka. Tim Badan Siber tengah melakukan langkah teknis mengungkap kebocoran di aplikasi ini.
Pihak BSSN kini tengah berkoordinasi dengan pelbagai pihak. Di antaranya dengan Kementerian Kesehatan, Kemenkominfo dan PT Telkom. Selanjutnya tim melakukan validasi data dan investigasi guna memastikan kebocoran data pengguna aplikasi PeduliLindungi.”Kita akan melakukan investigasi dan validasi data,” ujar Juru Bicara BSSN Ariandi Putra dikutip pmjnwes pada Rabu 16 November 2022.
Menurut Ariandi Putra, Tim Cyber Threat Intelligence BSSN pada telah menemukan postingan di Deep Web di forum breached.to pada pukul 13.42 WIB, tanggal 15 November 2022 lalu. ”Itu dilakukan oleh Threat Actor Bjorka dengan memberikan 40 record sampel data dan menjual data tersebut seharga USD100.000 dalam bentuk bitcoin," tuturnya.
Dikatakan Ariandi Putra, “Threat Actor mengklaim mempunyai 3,250,144,777 dengan ukuran sebesar 157 GB dengan data berupa data vaksinasi, data history check-in dan data kontak tracing history data pengguna aplikasi PeduliLindungi," urainya melanjutkan.
Atas kasus itu, Ariandi menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak yang terlibat dalam PeduliLindungi. “Ini dalam rangka memastikan dugaan kebocoran data pengguna aplikasi PeduliLindungi," tandasnya.
Pada laporan Ngopibareng.Id sebelumnya menyebut, Hacker Bjorka menyerang sejumlah situs pemerintahan. Dia menjual data hasil pembobolan sejumlah situs pemerintah di internet. Salah satu kebocoran data yang menggemparkan publik adalah terkait surat-surat Presiden Jokowi. Bjorka membocorkan surat-surat dari Badan Intelijen Negara (BIN) ke Presiden Jokowi periode 2019-2021 di situsbreached.to. Namun, klaim itu dibantah BIN.
Atas serangan Bjorka tersebut, pemerintah ingin memastikan kepercayaan publik terjaga. Presiden Jokowi membentuk tim khusus merespon serangan siber yang dilakukan Bjorka, tim khusus terdiri dari Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Polri, dan BIN.
"Ya, untuk melindungi data yang sifatnya rahasia negara. Mumpung sekarang belum ada yang bisa dibobol," kata Menko Polhukam Mahfud MD.