Badan Pangan Sebut Bulan Maret Ini Panen 3,5 Juta Ton
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bulan Maret ini, panen sebanyak 3,5 juta ton. Dengan demikian diharapkan harga gabah akan turun.
“Ini sesuai arahan Bapak Presiden untuk memastikan pasokan beras cukup. Stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) adalah kombinasi termasuk dari Bulog untuk mengganjal sebelum panen Maret nanti. Insya Allah panennya nanti akan 3,5 juta ton,” ujarnya dikutip badanpangan, pada Kamis 29 Februari 2024.
Arief Prasetyo melanjutkan, dengan panen Maret ini, diharapkan harga gabah akan berangsur turun. Dari yang sebelumnya di angka Rp 8.600-8.700 per kilogram (kg) akan turun menjadi Rp 8.000 per kg, akan turun lagi. Kemungkinan besar akan sekitar Rp 6.500 per kg.
Menurutnya, di bulan puasa nanti akan terkoreksi, yaitu yang harus dijaga adalah harga tingkat petani. Sedangkan tugas pemerintah yang pertama menjaga harga beras di hilir untuk masyarakat. Kemudian harus menjaga harga di tingkat produsen.
“Jangan nanti sampai ada isu bahwa pemerintah tidak peduli terhadap gabah petani, tidak demikian. Harga gabah itu pasti akan turun seiring berjalannya panen, jadi bahasanya bukan harga anjlok,” ucap Arief.
Arief menyebutkan angka di hulu itu setelah HPP (Harga Pokok Produksi) dan harus ada margin. Sementara di hilir, perlu ada kombinasi dan ini harus diseimbangkan. “Saya ulangi sekali lagi ya, kalau nanti ada isu bahwa harga anjlok karena panen, tapi angkanya itu tetap harus di atas HPP plus margin yang dimiliki oleh petani. Ini yang harus terus dijaga,” jelasnya.
Dikatakan, kalau harga gabah itu naik, salah satunya karena supply and demand. Pada saat produksi setara beras itu di bawah 2,5 juta ton sebulan, maka akan menimbulkan rebutan gabah di tingkat petani. Untuk itu, Badan Pangan Nasional bersama seluruh stakeholder terkait hari ini mementingkan stok level yang harus dijaga di Bulog,” papar Arief.
“Bulog itu minimal harus punya beras 1,2 juta ton. Bulog itu sudah sangat bekerja keras dalam mendistribusikan beras penugasan pemerintah. Apalagi beras yang diimpor Bulog dengan broken 5 persen. Beras broken 5 persen itu kalau standar international, itu adalah beras premium, sehingga yang didistribusikan ke masyarakat dalam program intervensi pemerintah, itu berasnya beras bagus, semuanya baik,” pungkasnya.
Sampai 27 Februari 2024, stok CPP dalam bentuk beras total ada 1,3 juta ton. Sementara stok beras yang ada di PIBC masih di atas normal mencapai 34 ribu ton dan Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CPPD) yang ada di provinsi tercatat total 7,4 ribu ton. Pada saat yang sama Bulog juga melakukan upaya penyerapan yang bersumber dari produksi dalam negeri.
Advertisement