Badan Pangan Proyeksikan Panen Raya Maret-April Bisa Capai 14 Juta Ton
Pemerintah optimis panen raya gabah pada Maret-April 2025 akan menghasilkan 13-14 juta ton, berkat akselerasi produktivitas di sektor hulu. Untuk memaksimalkan dampaknya, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengajak Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) mendukung penyerapan hasil produksi domestik, demi menjaga kesejahteraan petani padi di seluruh Indonesia.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, Bulog, dan PERPADI. "Sesuai arahan Presiden Prabowo, pemerintah harus memperhatikan petani domestik. Mari bersama Bulog kita kawal penyerapan produksi, terutama saat panen raya nanti," ujar Arief dalam Musyawarah Nasional PERPADI 2025 di Surakarta, Jawa Tengah dikutip dari laman badanpangan Kamis 16 Januari 2025)#.
Target Bulog untuk tahun ini adalah menyerap 2,5-3 juta ton setara beras, termasuk 600 ribu ton Gabah Kering Panen (GKP), 900 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), dan 1,5 juta ton beras. Untuk mendukung upaya ini, pemerintah telah menyesuaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Keputusan Kepala NFA Nomor 2 Tahun 2025, menetapkan HPP beras di Gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kilogram dengan kualitas yang lebih baik.
Arief menyoroti pentingnya kesinambungan proses dari on-farm hingga off-farm. “Petani harus semangat menanam karena gabahnya dihargai layak. Gabah untuk Bulog kini dihargai Rp 6.500 per kilogram sesuai spesifikasi tertentu,” jelasnya. Ia juga menyebut perlunya fasilitas pengering (dryer) untuk memastikan kadar air beras sesuai standar, sehingga kualitas produk Bulog tetap terjaga.
Kebijakan HPP yang mulai diterapkan sejak Maret 2023 terbukti meningkatkan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP). Indeks NTPP terus meningkat, memberikan dampak positif bagi semangat dan produktivitas petani.
Dalam kesempatan yang sama, Herman Khaeron, Anggota Komisi VI DPR RI, menyarankan agar ekosistem pangan nasional diperkuat dari hulu hingga hilir. "Ekosistem mulai dari petani sebagai subjek utama, penggilingan padi untuk pascapanen, hingga pasar harus menjadi satu kesatuan," katanya.
Pemerintah optimis dengan kolaborasi solid antara NFA, Bulog, PERPADI, dan petani, panen raya 2025 akan menjadi momentum strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.