Bacawali Independen Sholeh Klaim Sudah Kantongi 50 ribu KTP
Bakal calon Wali Kota Surabaya dalam jalur independen, Muhammad Sholeh, mengklaim dirinya sudah mengantongi 50 ribu KTP warga Surabaya, sebagai syarat maju dalam Pilwali Surabaya 2020 melalui jalur independen.
"Aku sudah dapat 50 ribu KTP sejauh ini. Ya dimulai sejak deklarasi waktu itu," ujar Sholah kepada Ngopibareng.id, Senin 9 September 2019.
Ia mengatakan, KTP yang ia dapat, bukan hanya berasal dari kerabat dekatnya. Namun juga berasal dari tukag becak, bentor, pedagang kaki lima, hingga salah satu Guru Besar Universitas Negeri di Surabaya.
"Waktu itu saya ketemu guru besar ini di salah satu Universitas. Saya cuma salaman saja. Eh tiba-tiba dia nawarin KTP untuk mendukung saya. Padahal saya mengira, beliau tidak tahu saya," lanjutnya.
Selain itu, Sholeh juga mengaku, saat ia berada di terminal Purabaya, ada supir taksi yang datang langsung ke dirinya untuk menyerahkan KTP dukungan untuk Sholeh.
"Dia tiba-tiba nanya saya, Lho Pak, panjenengan Pak Sholeh ya? kok mirip?. Ya saya bilang iya, tau dari mana. Ternyata supir taksi itu sering lihat saya di televisi. Ya saya bilang, ayo wes nyerahno KTP ta gawe ndukung aku maju Wali Kota. Dia langsung berikan KTP dan mau ikut jadi tim sukses," ungkapnya.
Bukan hanya itu, pria yang berprofesi sebagai pengacara itu juga mengaku telah mendapat dukungan dari lapisan mahasiswa, khsusunya mahasiswa hukum.
"Ada anak yang saya tidak kenal, tiba-tiba datang salaman dan bilang terimakasih karena dahulu pernah dibantu untuk judicial review ke MK. Dia langsung nodong bilang kalau mau jadi tim sukses untuk menggaet milenial," pungkasnya.
Kini, dengan sisa waktu 5 bulan lagi sebelum pendaftaran calon independen, Sholeh harus mengumpulkan setidaknya 110 ribu KTP warga Surabaya. Agar bisa lolos syarat administratif KPU.
Seperti diketahui, pada 4 Juli 2019, Sholeh mendeklarasikan diri siap maju dalam bursa Pilkada Surabaya 2020 sebagai calon wali kota melalui jalur independen.
Menurut Sholeh, keinginan maju di jalur independen ini sudah disimpan sejak lama. Ia bermimpi, Surabaya dipimpin bukan dari orang partai dan tak memiliki 'kawan' di lembaga legislatif. Selain itu juga ia ingin masyarakat memiliki alternatif lain selain orang-orang partai.
"Saya sudah 20 tahun tinggal di Surabaya. Sekarang saya niat serius untuk mengabdi ke kota ini. Haqul yakin untuk maju jadi wali kota," ujarnya.