Bacakan Puisi Gus Mus, Ganjar Pranowo Diterpa Isu SARA
Pilkada Jateng yang damai dan adem ayem mulai digoyang dengan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Serangan ditujukan kepada calon gubernur Ganjar Pranowo yang dituduh Islamfobia dan tidak pro Islam karena membacakan puisi KH Mustofa Bisri (Gus Mus).
Puisi dimaksud berjudul “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”. Puisi ini dibuat Gus Mus sudah sangat lama, yakni pada 1987. Ganjar membacakan puisi itu saat acara ‘Rosi: Kandidat Bicara’ yang ditayangkan di salah satu stasiun TV awal Maret lalu.
Ketua DPW PPP Jateng Masrukhan Syamsurie menilai, mencuatnya puisi Gusmus adalah pola serangan yang hanya ingin mangganggu ketenangan dan ketenteraman di Jateng. Isu Ganjar tidak pro Islam terkesan mengada-ada karena seperti sengaja ditarik-tarik dalam sentimen puisi Sukmawati.
“Hari ini adanya upaya untuk menarik-narik sentimen puisinya Sukmawati dengan pembacaan puisi karya Gus Mus yang dibaca oleh Ganjar Pranowo,” ujar Masrukhan, di Semarang, Minggu, 8 Maret 2018.
Masrukhan yang di kala mahasiswa pernah jadi penyair kampus itu menyesalkan adanya wacana anti Islam yang dikembangkan pihak-pihak tak bertanggung jawab. Dijelaskannya, puisi Gus Mus digubah pada masa 1980-an. Masa dimana rezim orde baru masih berkuasa.
“Saya tahu persis puisi itu menunjukkan sikap protes yang sangat khas terhadap kondisi politik rezim yg represif,” katanya.
Menurut Masrukhan, isu ini merupakan gejala yang tidak sehat dan harus dihentikan. Karena bisa mencederai keberlangsungan kompetisi antara Ganjar-Yasin dan Sudirman-Ida.
“Ini Jawa Tengah dan bukannya DKI yang pilkadanya diwarnai sentimen SARA, dan Ganjar bukannya Sukmawati dan puisi yang dibacakannya karya ulama besar yang sangat berpengaruh, Gus Mus,” katanya.
Masrukhan meminta semua pihak menghentikan cara-cara black campaign, apalagi menjurus SARA yang dapat memecah belah Jateng. Termasuk kepada barisan pendukung dan relawan Ganjar Yasin juga diminta tidak reaktif dalam menyikapi isu-isu negatif yang merugikan.
“Kami yang merupakan bagian dalam upaya pemenangan Ganjar-Yasin menginginkan kemenangan secara elegan dan kalau kalah juga akan secara terhormat,” tegasnya.
Sebagai informasi, sebelum dibaca Ganjar, puisi yang dipersoalkan tersebut pernah dibaca sejumlah tokoh, termasuk Gus Mus sendiri.
Berikut puisi Gus Mus berjudul Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana:
Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana.
Kau ini bagaimana..
Kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir Aku berfikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku bergeraklah Aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku memegang prinsip
Aku memegang prinsip Kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran Aku toleran kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku maju Aku maju kau serimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana..
Aku kau suruh menghormati hukum, Kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, Kau mencontohkan yang lain
Kau ini bagaimana...
Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, Kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana...
Aku kau suruh membangun, Aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, Aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku menggarap sawah, Sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana...
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab
Kau ini bagaimana..
Aku kau suruh jujur, Aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, Aku sabar kau injak tengkukku
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, Sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana..
Kau bilang bicaralah, Aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana...
Kau bilang kritiklah, Aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana..
Aku bilang terserah kau, Kau tak mau
Aku bilang terserah kita, Kau tak suka
Aku bilang terserah aku, Kau memakiku
Kau ini bagaimana, Atau aku harus bagaimana...
(frd/sp)
Advertisement