Bacaan Niat, Manfaat dan Beda Puasa Asyura Umat Islam dan Yahudi
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 20 Agustus 2020. Beragam amalan dianjurkan bagi Umat Islam untuk menyambut tahun baru ini.
Salah satu amalan yang utama adalah Puasa Asyura. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits riwayat Ahmad mengatakan "Puasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Kerjakan puasa dari satu hari sebelumnya sampai satu hari sesudahnya".
Lantas kenapa Nabi minta puasa berbeda dengan orang Yahudi? Puasa Asyura atau puasa pada tanggal 10 Muharram memang memiliki sejarah panjang.
Puasa Asyura sejatinya sudah dipraktikkan umat Yahudi jauh sebelum datangnya Islam. Umat Yahudi berpuasa pada Hari Raya yang mereka namakan Yom Kippur atau pada tanggal 10 bulan Tishri atau 10 Muharram. Umat Yahudi berpuasa karena Allah pada tanggal itu menyelamatkan Bani Israel dari para musuh-musuh mereka.
Sebagai ungkapan syukur, Nabi Musa AS lantas berpuasa pada tanggal 10 Muharram itu. Sejak saat itu puasa Asyura menjadi syariat bagi umat Yahudi. Tak hanya umat Yahudi, kaum Quraisy pada masa Jahiliyah ternyata juga berpuasa di hari itu.
Awalnya Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat menjalankan puasa Asyura untuk menyertai kaum Quraisy yang juga menjalankan puasa Asyura.
Hingga suatu saat Nabi ke Madinah dan mendapati umat Yahudi merayakan hari ke-10 Tishri dengan berpuasa Asyura seraya mengenakan pakaian indah serta berbelanja makanan dan minuman.
Nabi lantas bertanya pada umat Yahudi kenapa mereka berpuasa "Ini adalah hari yang baik bagi kami. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari gempuran musuh-musuh mereka. Karena itu, sebagai ungkapan rasa syukur, Musa as. berpuasa pada hari ini," kata mereka.
"Kalau begitu, kita (umat Islam) sangat patut mengikuti jejak Musa as.," kata Nabi kemudian.
Namun untuk membedakan dengan umat Yahudi, Nabi lantas memerintahkan pula berpuasa di tanggal 9 atau di hari Tasu'a serta di tanggal 11 Muharram.
Awalnya puasa Asyura ini diwajibkan oleh Nabi hingga akhirnya pada tujuh bulan selanjutnya Nabi menerima wahyu perintah puasa Ramadhan "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Sejak saat itu, Nabi tidak lagi mewajibkan puasa Asyura namun tetap menganjurkan untuk berpuasa Asyura.
Berikut Niat Puasa Asyura Bacaan dan Artinya
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.
Bacaan Niat Puasa Tasua dan Artinya
Puasa Tasua dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita’ala"
Artinya: Saya niat puasa hari tasua, sunnah karena Allah ta’ala.
Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura
1. Puasa Utama
"Saya tidak mengetahui Rasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa kecuali pada hari ini, yakni hari Asyura," HR Ibnu Abbas.
2. Menghapus Dosa Setahun
Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang Puasa Asyura, beliau menjawab, "dapat menghapus dosa setahun sebelumnya." HR. Muslim