Bacaan Iftitah pada Sholat Tahajud, Perlu Dipahami Kaum Mukmin
Umat Islam sangat dianjurkan untuk menunaikan amalan-amalan sholat malam guna meningkatkan ibadahnya. Di antara anjuran itu adalah Sholat Tahajud, yang kerap menjadi kekuatan kaum mukmin dalam ikhtiar mendekatkan diri Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT).
Dalam kaitan Sholat Tahajud, terdapat bacaan khusus yang patut dipahami bagi setiap Muslim. Sehingga, amalan yang dilakukan selalu berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW).
Majelis tarjih Muhammadiyah menyampaikan uraian dan penjelasan yang patut dipahami bagi segenap umat Islam, terutama yang biasa menjalankan Sholat Malam.
Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim terdapat bacaan iftitah untuk salat tahajud. Berikut doanya:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ، وَ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. [رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ]
Allaahumma lakal-hamdu anta nuurus-samaawaati wal-ardli, wa lakal-hamdu anta qayyimus-samaawaati wal-ardli, wa lakal-hamdu anta rabbus-samaawaati wal-ardli wa man fii hinna, antal-haqqu, wa wa’dukal-haqqu, wa qaulukal-haqqu, wa liqaaukal-haqqu, wal-jannatu haqqun, wan-naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, was-saa’atu haqqun
Artinya:
Ya Allah bagi-Mu segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi, bagi-Mu segala puji, Engkaulah Tuhan langit dan bumi dan siapa pun yang ada di dalamnya. Engkaulah kebenaran, dan janji-Mu adalah benar, dan perkataan-Mu adalah benar dan pertemuan dengan-Mu adalah benar, dan surga adalah benar, neraka adalah benar, Nabi-nabi-Mu adalah benar dan hari kiamat adalah benar.” (HR. al-Bukhari).
Redaksi Tak Berbeda
Jika berdasarkan hadis riwayat Muslim, bunyi doanya tidak jauh berbeda:
اللهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السماوات وَالأَرْضِ وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيَّامُ السماوات وَالأَرْضِ وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السماوات وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ وَقَوْلُكَ الحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ أَنْتَ إلهي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْت. [رَوَاهُ المُسْلِمُ ]
Allaahumma lakal-hamdu anta nuurus-samaawaati wal-ardli, wa lakal-hamdu anta qayyaamus-samaawaati wal-ardli, wa lakal-hamdu anta rabbus-samaawaati wal-ardli wa man fii hinna, antal-haqqu, wa wa’dukal-haqqu, wa qaulukal-haqqu, wa liqaauka haqqun, wal-jannatu haqqun, wan-naaru haqqun, was-saa’atu haqqun, Allaahumma laka aslamtu wa bika aamantu wa ‘alaika tawakkaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu wa ilaika haakamtu faghfirlii maa qaddamtu wa akhkhartu wa asrartu wa a‘lantu anta ilaahii laa ilaaha illaa anta
Artinya:
Ya Allah bagi-Mu segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi, bagi-Mu segala puji, Engkaulah Tuhan langit dan bumi dan siapa pun yang ada di dalamnya. Engkaulah kebenaran, dan janji-Mu adalah benar, dan perkataan-Mu adalah benar dan pertemuan dengan-Mu adalah benar, dan surga adalah benar, neraka adalah benar, Nabi-Mu adalah benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku bergantung dan kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, Engkaulah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau.” [HR. Muslim].
Dalam urusan ibadah, khususnya mengenai bacaan iftitah tahajud boleh menggunakan bacaan yang beragam seperti halnya bacaan “Allahmumma lakal hamdu anta nuurussamawati …”, dengan syarat bahwa bacaan tersebut ada tuntunannya dalam hadis Nabi Muhammad saw dan Nabi Muhammad saw pun melakukannya.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
Sumber: muhammadiyah.or.id