Baca Tiga Surat Alquran, Ratusan Orang Hapus Tato
Ratusan warga bertato mendatangi rumah dinas Walikota Probolinggo di Jalan Panglima Sudirman 1, pada Sabtu-Minggu, 20-21 Februari 2021. Mereka bukan bermaksud berbuat jahat tetapi justru sebaliknya, ingin berubah ke jalan yang benar.
Ratusan orang itu sedang mengikuti kegiatan bertajuk “Hijrah Hapus Tato” yang difasilitasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Laznas Jawa Timur. Mereka mendaftar secara online dan offline untuk menghapus tato.
Sebanyak 121 orang yang terdaftar melalui online ditambah 43 orang yang datang (offline) di hari pertama, Sabtu. Jumlah mereka yang mendaftar offline terus bertambah, Minggu. Sehingga selama dua hari kegiatan itu digelar mulai pukul 08.30 hingga 21.00 WIB.
“Syaratnya mudah, mereka cukup hapal tiga surat pendek dalam Alquran yakni, Al Fiil, Al Quraisy, dan Al Ma’un,” kata Ketua DDII Probolinggo, Syuhadak, Minggu, 21 Februari 2021. Hapalan tiga surat pendek itu diharapkan sebagai pertanda mereka mau istikamah berhijrah, menjalani hidup yang lebih baik.
Selain syarat tersebut, peserta harus memenuhi sehat jasmani dan rohani. “Mereka harus bebas varises, HIV/AIDS, hepatitis, diabetes, hingga bebas keloid,” kata Tono Widiatmoko, Ketua Tim Treatmen.
Namun penghapusan tato tidak bisa dalam sekali treatment. “Harus berkali-kali, tiga sampai empat kali, bahkan ada yang sampai 12 kali baru tatonya benar-benar bersih,” kata Tono.
Treatment penghapusan tato, kata Tono, menggunakan teknologi laser. Mirip tembak laser pada salon atau klinik kecantikan. Kegiatan penghapusan tato mendapat apresiasi dari Walikota Hadi Zainal Abidin.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa digelar secara rutin, silakan rumah dinas walikota dimanfaatkan,” katanya.
Habib Hadi, panggilan akrab walikota mengatakan, banyak warga yang tidak tahu ke mana harus menghapus tato. Belum lagi biaya untuk menghapus tato relatif mahal bagi sebagian warga.
Hapus Kenangan
Tidak hanya warga Probolinggo yang datang ke rumah dinas walikota untuk menghapus tato. Mereka juga datang dari luar kota seperti, Surabaya, Pasuruan, Lumajang, hingga Jember.
Termasuk Abdurrahman Wahid, 34 tahun, warga Balung, Jember yang ingin menghapus tatonya. Ia mengaku, selain ingin hijrah menjadi lebih baik, penghapusan tato itu sekaligus untuk menghapus kenangan lama.
“Saya ingin berubah menjadi lebih baik dengan menghapus tato di tubuh saya,” kata pemilik dua tato di lengan atas dan betisnya itu.
Ditanya apakah treatment penghapusan tato itu terasa sakit, Abdurrahman membenarkan. “Sakit tetapi tidak sesakit saat tubuh saya ditato,” katanya.
Hal senada diungkapkan Moh. Rofiki, 18 tahun, pemuda asal Kota Probolinggo. Ia mengaku, sedikit sakit dan pusing. “Benar, memang ada orang yang saat menghapus tato itu pusing, hal ini sama ketika orang tersebut membuat tato, pasti pusing juga,” kata Tono, terapis penghapus tato.
Advertisement