Baca Satu Miliar Shalawat, Warga NU Peringati Hari Santri 2020
Peringatan Hari Santri 2020 berbeda dengan sebelumnya. Kegiatan utama berupa pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah, Shalawat thibbil Qulub dan doa tolak bala’ secara serentak oleh warga NU sedunia pada Kamis 22 Oktober 2020, pukul 19.30 WIB.
Kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri menuju Indonesia yang kuat, berdaulat dan segera diberi keselamatan dari pandemi Covid-19.
Menurut Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj, Indonesia yang adil, makmur serta berdaulat adalah cita-cita luhur di tengah dunia yang berubah dan bergerak dinamis dan menjadi tanpa batas. Cita-cita itu harus diraih dengan sejumlah langkah dan strategi yang bersifat simultan dan strategis.
“Sebagai sebuah komunitas, jejaring organisasi dan juga pergerakan, Santri terbukti mampu menjadi salah satu aktor utama dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari jerat kolonialisme. Santri juga terbukti efektif menjadi penggerak pembangunan yang mendinamisir kehidupan masyarakat sekaligus mampu bertindak sebagai penjaga persatuan dalam kebinekaan yang sangat harmonis,” tuturnya.
Santri hari ini dan Santri di masa yang akan datang harus mampu menjawab tantangan zaman. Santri diharapkan mampu memenangkan pertarungan global, mengambil peran strategis dan mendedikasikan diri untuk senantiasa siap berkorban dan memiliki kecintaan terhadap tanah air yang tinggi serta mampu mewujudkan kemandirian Indonesia dengan daya saing yang tinggi.
“Santri tidak hanya mampu mengaji tetapi dituntut untuk mampu menguasai berbagai bidang strategis, produktif dan progresif dalam berbagai hal serta mampu menampilkan model kepemimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan bangsa,” tuturnya.
Dalam konteks Indonesia dan dunia yang sedang menghadapi pandemi ini, santri harus mengambil peran untuk berjihad memberikan sumbangsih terbaiknya untuk membantu menaggulangi wabah covid-19. Jika dulu, Fatwa resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari dimaksudkan untuk melawan kolonialisme dan penjajahan, maka jihad hari ini adalah bersatu melawan wabah agar kita semua diberi keselamatan dan kesehatan.
“Sehingga 'Santri Sehat, Indonesia Kuat' menjadi visi bersama untuk mengabdi pada Negeri, membangun, menjaga dan merawat Ibu Pertiwi," tutur Kiai Said didampingi Sekjen PBNU DR. HA. Helmy Faishal Zaini.