Baca Cerpen, Fatma Saifullah Yusuf Pakai Bahasa Jawa dan K-Pop
Fatma Saifulllah Yusuf membacakan cerpen karya Wina Bojonegoro bejudul Jejak. Dalam pembacaan yang disiarkan langsung lewat Instagramnya, @fatmagusipul, Istri mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ini melakukan improvisasi, menggunakan Bahasa Jawa serta menambah musik K-Pop milik Blackpink di akhir cerpen.
"Juga apa? Nasionalis? Mencari nama buat calon anaknya saja impor?!". Darah yang semula sempat mencapai leher, tinggal sedikit lagi mencapai ubun-ubun mendadak melorot. Kusesap sisa the serai yang hampir dingin di meja teras. Perselisihan ayah dan anak itu selalu membuatku berada pada posisi terjepit.
Sepenggal narasi dalam cerpen berjudul Jejak itu dibacakan oleh Fatma Saifullah Yusuf. Menggunakan dres batik dengan kerudung berwarna senada, Fatma Saifullah Yusuf tampak menjiwai cerpen yang berkisah tentang terkikisnya budaya Jawa di rumah sendiri. Terdengar beberapa kalimat dibacakan dalam Bahasa Jawa. Beberapa kali Fatma menyebut nama Romo, untuk menggantikan Bapak yang ada pada naskah cerpen aslinya.
Tak berhenti di situ, di akhir cerpen, pemilik Fatma Foundation ini menyertakan lagu Blackpink berjudul Kill This Love sambil menggerakkan tangan dan kepala mengikuti nada rancak lagu populer dari band Korea itu. Sementara di naskah cerpen aslinya, Wina Bojonegoro menyertakan lirik Kill This Love sebagai penutup naskahnya. Tak ada anjuran untuk bernyanyi atau bahkan menari ketika membacanya.
Dalam diskusi usai pembacaan cerpen, sejumlah penonton kagum dan menanyakan resep rahasia dari kemampuan monolog Fatma Saifullah Yusuf. Sedangkan acara membaca cerpen tersebut diakuinya sebagai pengalaman pertama seumur hidupnya. “Ya pasrah saja ya, sebelum memulai itu saya berdoa dan pasrah,” katanya menjawab pertanyaan dalam siaran langsung di Instagramnya.
Selain itu, terkait improvisasi penggunaan Bahasa Jawa, menurutnya itu muncul secara spontan saat membacakan cerpen. “Saya juga kaget ketika menggunakan Bahasa Jawa, nggak kepikiran bisa saya ubah gitu. Mengalir begitu saja,” katanya sambil mengucapkan terima kasih pada sejumlah karibnya yang memberikan kesempatan membaca cerpen.
Sementara, penulis cerpen, Wina Bojonegoro mengaku terkejut dengan kemampuan monolog Fatma Saifullah Yusuf. Menurut pemilik nama lahir Endang Minarti itu, ada tiga hal yang membuatnya kagum. “Bacanya merdeka, tak ada beban, kemudian improvisasinya. Ada dialek Jawa yang tidak ada di cerpen saya, dan yang terakhir saya kaget, ada menari di endingnya,” kata Wina dalam diskusi usai membaca cerpen.
Ia berharap kemampuan Fatma dalam monolog bisa bermanfaat sekaligus terasah lewat panggung penggalangan dana untuk kegiatan kemanusiaan dari Yayasan Fatma Foundation. “Ada bakat teatrikal, bisa monolog untuk penggelangan dana di yayasannya,” lanjutnya.
Sementara, keterlibatan Fatma Saifullah Yusuf membaca cerpen masuk dalam rangkaian 100 Hari Parade Baca Cerpen Karya Wina Bojonegoro. Selain Fatma, sejumlah pesohor lain juga akan urun membacakan karya Wina yang diambil dari buku yang telah terbit atau yang belum pernah diterbitkan sebelumnya. Beberapa nama di antaranya seperti Sari Kuswoyo, Puti Sukarno, hingga komposer Tya Subiakto.
Parade Baca Cerpen yang dimulai pada Juni akan berakhir September nanti. Kegiatan yang berawal dari kelas menulis gratis yang digagas oleh Wina Bojonegoro bertujuan untuk mengisi kesibukan saat pandemi, serta membumikan sastra dengan meningkatkan literasi menggunakan cara yang asyik dan universal.