Baby Margaretha Mantan Model Aloysius Bayu, Penghadang Pengebom Gereja Surabaya
Serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu 13 Mei 2018, membuat artis Baby Margaretha terkejut.
Pasalnya, kejadian itu menyisakan cerita heroik Aloysius Bayu Rendra Wardhana, salah satu koordinator keamanan di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB). Ia nekat menghalang motor teroris yang hendak masuk ke dalam gereja.
Bayu menjadi martir karena berani mengadang laju sepeda motor yang dikemudikan pelaku bom Surabaya. Aksi heroik Bayu, yang membuatnya kehilangan nyawa, telah mencegah jatuhnya banyak korban jiwa.
Kagetnya Baby lantaran Bayu merupakan temannya. Bahkan dulu, pria kelahiran 20 Juni 1980 ini sering mengabadikan sosok Baby lewat bidikan kameranya.
“Iya, teman. Aku kaget, karena teman sendiri. Aku biasa difotoin sama dia. Hobinya motret, aku jadi modelnya,” ungkap Baby.
Perkenalan Baby dan Bayu berlangsung di Surabaya. Jika Bayu dan istrinya liburan ke Jakarta, mereka juga menyempatkan bertemu dengan Baby. Hubungan mereka begitu dekat.
Meski demikian, Baby baru mendengar kabar Bayu menjadi salah satu korban serangan bom. “Mungkin semua masih berduka, jadi aku tahunya dari berita di medsos sama TV,” imbuhnya.
Di sisi lain, wanita 34 tahun ini bangga mendengar cerita heroik Bayu menghadang teroris meski pun harus mempertaruhkan nyawa.
“Pas tahu nama dia kayaknya kenal. Dia orangnya sopan banget, makanya aku respect. Jadi enggak heran kalau dia sampai mau berkorban nyawa buat jemaat lain,” papar Baby.
Wanita kelahiran 1 April 1984 ini pun berdoa untuk mendiang Bayu diterima di Sisi Yang Maha Kuasa. “Mudah-mudahan keluarganya diberi ketabahan dan dimasukkan ke surga,” ucap Baby.
Suasana Rumah Duka
Berdasarkan rekaman CCTV detik-detik ledakan terjadi, terlihat jelas sebelum teroris itu masuk dengan sepeda motor ke halaman gereja, Bayu berjalan dari arah pos keamanan di gerbang menuju ke dekat pintu gerbang .
Dan beberapa detik kemudian, sepeda motor yang dikendarai dua orang melaju kencang masuk ke dalam gereja. Tampak di rekaman itu dengan gagah berani, Bayu mengadang laju sepeda motor yang akan masuk ke halaman gereja.
Ironisnya, hanya dalam sekejap mata, terjadi ledakan dari sepeda motor yang dihadang pria tersebut. Seketika itu juga Bayu terpental dan meninggal dunia dalam kondisi tubuh mengenaskan.
Sementara itu, suasana duka masih menyelimuti rumah Bayu. Memasuki area tempat tinggal korban di kompleks perumahan Gubeng Kertajaya I/15 Surabaya, 10 karangan bunga tanda dukacita berjejer di sekitar lokasi. Di antaranya dari Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Surabaya Armuji, dan keluarga besar Grab Surabaya.
Adik kandung Bayu, Galih, mengatakan, kakaknya adalah sosok pria yang tegas. Kakaknya pergi meninggalkan dua anak, yakni satu laki-laki berumur 3 tahun dan satu perempuan berumur 1 tahun. Istrinya, Monika, bekerja sebagai guru PAUD di Santa Clara.
Galih mengungkapkan, dia sempat bertemu dengan sang kakak pada Jumat, (11/5) lalu. “Enggak ada pesan sama sekali dari kakak. Kakak saya sering menyapa dengan tanya sudah makan belum itu saja,” kata Galih.
Siswanto, ayah Bayu, saat ditemui di rumah duka terlihat lelah. “Mohon dimaafkan jika ada kesalahan sama Bayu,” ucapnya. (*)