Baby Bee, Aransemen 25 Lagu Anak Genre County hingga Rap Time
Platform edukasi anak usia dini, Baby Bee didukung oleh UNICEF Surabaya meluncurkan 25 lagu anak untuk membantu orangtua atau guru belajar bersama di rumah. Lagu-lagu ini diaransemen ulang dari lagu-lagu anak yang populer, seperti Balonku Ada Lima, Lihat Kebunku dan lainnya.
Founder Baby Bee, Sabathania mengungkapkan bahwa ide pembuatan lagu tersebut datang dari keresahannya ketika anak harus belajar dari rumah karena pandemi Covid-19.
"Selama di rumah saja karena pandemi Covid-19, anak saya banyak nonton Youtube yang isinya kebanyakan kartun dan lagu anak dengan bahasa Inggris. Jadi kita berinsiatif membuat platform anak usia dini yang isinya indonesia banget," kata Thania dihubungi Ngopibareng.id, Minggu 20 Juni 2021.
Thania biasa ia disapa menyampaikan, 25 lagu populer anak dengan aransemen terbaru itu sudah dilaunching sejak Jumat kemarin. "Lagu-lagu tersebut dikemas dalam animasi anak 2D. Lagu-lagu ini sudah ada di Youtube dan Spotify. Selain itu juga ada buku anak Lift the Flap yang bisa menjadi pelengkap belajar bersama anak. Bisa dilihat di IG kami @babybeeid," jelasnya.
Nantinya, ujar Thania, akan ada lagu anak original dari Baby Bee yang akan muncul dalam bentuk 3D.
Di sisi lain, Henry Setiawan Co Founder sekaligus Music Director menjelaskan, dalam aransemen 25 lagu tersebut dirinya mencoba sesuatu yang baru dengan memperkenalkan genre-genre yang tak biasa bagi anak-anak.
"Sebut saja seperti country dan rap time duet piano pada lagu Lihat Kebunku. Ada juga musik daerah dan sound-sound game yang membuat lagu-lagu di Baby Bee lebih berwarna," jelasnya.
Lebih lanjut menurut Henry, dalam aransemen lagu-lagu ini ada gabungan musik lama dan modern. Ia berharap adanya lagu anak dengan aransemen terbaru ini dapat menjadi warna dalam dunia anak-anak yang suka bermain, bernyanyi sambil belajar.
Kenapa belajar harus dengan lagu dan permainan? Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Theresia Santi, Sp.A, anak-anak memang akan cenderung lebih mudah menyerap informasi ketika pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan.
Pembelajaran semacam ini sendiri dikenal dengan model pembelajaran interaktif yang memiliki definisi sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered) dimana guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing interaktif.
"Bermain adalah salah satu media untuk menstimulasi perkembangan dan kecerdasan seorang anak. Alat permainan edukasi harus aman, sesuai dengan usia anak, dan mampu menstimulasi berbagai perkembangan anak seperti kognitif, berbahasa dan keterampilan
motorik.” kata dr Theresia.
Advertisement