Azerbaijan Gencarkan Serangan, Warga Nagorno-Karabakh Bersembunyi
Aksi penembakan intensif yang dilakukan pasukan Azerbaijan telah memaksa penduduk Stepnakert, ibu kota Nagorno-Karabakh bersembunyi di tempat perlindungan. Dikutip dari RT.com, warga setempat ketakutan dengan kota yang mencekam dengan serangan tersebut.
Otoritas setempat mengatakan akibat serangan itu, satu orang tewas dan sedikitnya 11 orang terluka. Selain itu banyak bangunan rusak, termasuk pusat layanan penyelamatan darurat kota.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah pegunungan yang didominaasi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan dan dengan bantuan Armenia, mereka melakukan perang berdarah pada tahun 1990-an.
Kini, di tengah pertikaian Armenia dengan Azerbaijan, kota itu sekarang terkena dampak langsung dari pertempuran yang tidak pernah terjadi dalam tiga dekade.
Hari Jumat menandai peningkatan serangan kepada Stepnakert setelah artileri roket menargetkan pada beberapa kesempatan untuk pertama kalinya selama flare-up.
Militer Armenia mengatakan pihaknya menembak jatuh empat pesawat tak berawak yang terbang di dekat ibu kota negara itu pada Kamis malam 1 Oktober 2020, ketika pertempuran di wilayah separatis Nagorno-Karabakh berkecamuk di hari kelima.
Salah satu drone ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat di sebuah kota hanya berjarak 16 kilometer di luar ibu kota Yerevan, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanian, dikutip dari Deutsche Welle, Minggu 4 Oktober 2020.
Drone muncul di Provinsi Gegharkunik dan Kotayak, yang diungkap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dalam pernyataan di Twitter, dan menambahkan bahwa pasukan pertahanan udara negaranya dapat melenyapkan mereka.
Pos pemerintah menggambarkan drone - atau kendaraan udara tak berawak (UAV) - sebagai milik pasukan Azerbaijan.
Lebih dari 100 orang, termasuk warga sipil, tewas dan ratusan lainnya terluka, termasuk dua jurnalis Prancis, sejak pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan Armenia meletus pada hari Minggu 27 September 2020.
Pertempura ini merupakan letupan terbesar dalam konflik puluhan tahun antara bekas republik Soviet atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan sejak gencatan senjata tahun 1994.
Daerah kantong yang disengketakan di Pegunungan Kaukasus terletak 50 kilometer dari perbatasan Armenia. Tentara yang didukung Armenia menduduki wilayah tersebut, serta beberapa wilayah di Azerbaijan di luar wilayah tersebut.
Azerbaijan mengatakan satu-satunya cara menghentikan pertempuran ini adalah jika Armenia menarik diri dari wilayah tersebut.