Ayo Bangkit! Pasar Seni Lukis Indonesia Hadir Lagi di Surabaya
Di masa pandemi Covid-19, kegiatan kesenian terhenti. Namun, kreativitas mereka tetap menunjukkan gairah dan semangat untuk terus berkarya. Itulah yang tampak dari Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2021, yang digelar di Jatim Expo, Jalan Ahmad Yani 99 Surabaya, 3-12 Desember 2021.
Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono secara resmi pada Jumat 3 Desember 2021 sore, membuka pameran yang telah mentradisi di Surabaya, dan diikuti kalangan seniman se-Indonesia ini. Tercatat sebanyak 140 seniman memadati stan-stan yang tersedia dalam even yang dimotori jurnalis senior yang juga penggiat seni M Anis ini.
"Seniman mempunyai ekspresi dan kreativitas. Tapi, goresan-goresan karyanya bila telah diakui dan diminati masyarakat, mereka akan lebih percaya diri. Karena karyanya telah berhasil berada di masyarakat dan berkomunikasi langsung, seperti pada even tahunan ini," tutur Heru Tjahjono dalam keterangan pada pers usai pembukaan.
Selama pandemi, menurut Heru yang mantan Bupati Tulungagung ini, para seniman menghadapi masalah. Berkarya di studio dalam ruang tertutup. "Lain bila kemudian mereka tampil dan turut berpameran seperti di PSLI ini. Mereka bisa komunikasi dengan penggemar dan masyarakat lebih luas. Inilah yang membuat fungsi otak kiri-kanan para seniman menjadi seimbang," tutur Heru yang dikenal sebagai kolektor sejumlah karya pelukis ini.
Penyegaran Kreatif dan Ikhtiar Bertahan
Kepala Pasar PSLI 2021, M Anis menegaskan, PSLI bukan hanya membuka peluang dalam bidang ekonomi bagi para pelukis, melainkan juga ajang penyegaran antarseniman dan penggemar lukisan. Mereka saling berinteraksi dalam hal ekspresi dan kreativitas, sehingga makin menjadikan diri mereka kian matang.
"Kami membuka kesempatan masyarakat dan para mahasiswa sebagai peluang untuk belajar pada para seniman-seniman senior yang tampil dalam kegiatan ini," tutur M Anis, yang Pemimpin Redaksi Ngopibareng.Id.
Pasar Seni Lukis Indonesia kali pertama digelar pada 2008. Terakhir kali diadakan pada 2018. Ketika itu, tercatat omset lukisan senilai Rp3,4 Miliar. Karena sesuatu hal, ditambah situasi pandemi Covid-19 sempat terhenti tahun lalu.
"Ayo bangkit! Kita semua memang merasakan keterpurukan. Sektor apa pun, sisi mana saja. Dua tahun dalam ketakutan dan keterpurukan, rasnya sudah cukup. Jangan diperpanjang lagi," kata Anis, dalam pengantar kegiatan bertajuk "Ayo Bangkit!".
"Mari kita bergerak denga lebih berhati-hati. Kita bangkit dengan budaya baru yang matu tak mau harus kita ikuti. Misalnya, memakai maskder atau bersalaman dengan orang lain dengan cara adu genggaman, bukan berjabat tangan," tutur M Anis, yang berpengalaman menyelenggarakan sejumlah even kesenian di Surabaya sejak 1990an -- seperti Festival Balai Pemuda, Festival Seni Surabaya (FSS) dll.
"Dengan ikut sertanya para seniman dari luar provinsi, maka para perupa Jawa Timur dapat menimba pengalaman. Sebaliknya, para seniman luar daerah juga dapat bersilaturahmi dan berdiksu dengan para seniman tuan rumah, sekaligus menyaksikan potensi yang ada di Jawa Timur. Untuk bisa mereka kembangkan di daerah masing-masing," tutur Sinarto S.Kar, MM, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim.
Musik Live setiap Hari
Yang menarik dalam kegiatan ini, para pengunjung selain bisa menikmati dan mengapresiasi karya-karya para seniman, juga bisa menikmati panggung musik yang dihadirkan secara live di panggung utama.
Pelbagai jenis musik ditampilkan, seperti Festival Musik Keroncong, juga yang populer nostalgia, evergreen, jazz dan jenis musik hiburan lainnya.
Selain itu, bagi penggemar kopi ada stan khusus di tengah-tengah stan para seniman yang disajikan seorang barista berpengalaman. Bagi yang menginginkan konkow-kongkow setelah berkeliling menikmati karya-karya para seniman, tersedia area khusus yang lebih familiar untuk bercengkerama antarteman.
Advertisement