Ayam Plecing Khas Bali Ada di Banyuwangi, Rasanya Pedas Gurih
Ayam plecing, pasti banyak orang yang sudah tahu. Ya, olahan ayam kampung khas Bali ini sudah dikenal luas kelezatan rasanya. Di Banyuwangi, terdapat sebuah warung yang menyuguhkan lezatnya ayam plecing khas Bali yakni warung Pring Gading, di Jalan Raya Muncar nomor 100, Desa Kebaman, Kecamatan Srono.
Warung ini milik Sartini, 66 tahun, warga setempat. Perempuan kelahiran Seririt, Singaraja, Bali ini sudah memulia usahanya sejak tahun 1988. Sejak awal membuka usaha, warungnya memang menyajikan menu andalan ayam plecing dengan resep yang didapatkan dari kampung halamannya. “Resepnya sudah turun temurun dari keluarga,” jelasnya, Senin, 26 Desember 2022.
Namun, ayam plecing buatan Sartini sedikit berbeda dengan ayam plecing yang disajikan di warung lainnya. Umumnya menu ayam plecing dagingnya disajikan dengan disuwir-suwir hingga kecil. Namun di warung Pring Gading disajikan secara utuh.
Bukan tanpa alasan, Sartini mengaku awalnya ayam plecing buatannya disajikan sesuai pakemnya, yakni dengan cara disuwir-suwir. Namun banyak pelanggannya yang menghendaki agar disajikan secara utuh. Sehingga dia pun akhirnya menjual ayam plecing dengan daging utuh. “Khasnya memang disuwir-suwir, tapi pelanggannya saya maunya utuh,” bebernya.
Ayam plecing memiliki rasa yang gurih pedas dan juga sedikit asam. Rasa asam ini berasal dari jeruk pecel yang menjadi salah satu bumbu wajib untuk menu ayam plecing. Selain itu, menu ayam plecing juga menggunakan bumbu terasi.
Untuk satu porsi ayam plecing, dia mematok harga sebesar Rp36 ribu. Sartini menyebut dirinya hanya menggunakan ayam kampung untuk menu olahannya. Selain ayam plecing, warungnya juga menyajikan menu ayam goreng dan bumbu rujak yang merupakan olahan ayam khas Banyuwangi.
Pelanggan warung Pring Gading ini, menurut Sartini, tidak hanya dari wilayah Banyuwangi saja. Bahkan menurutnya lebih banyak dari luar kota. Seperti dari Jember, Lumajang, Surabaya. Menurutnya, tidak sedikit pelanggannya dari luar kota sengaja datang ke Banyuwangi hanya untuk makan ayam plecing buatannya. “Tapi paling banyak dibungkus, yang makan di sini hanya sebagian kecil saja,” katanya.
Dalam sehari, menurut Sartini, setidaknya warungnya bisa menghabiskan 10 kg ayam kampung. Pada saat-saat tertentu bahkan bisa lebih dari itu. “Warung saya buka mulai pukul 08.00 WIB, biasanya tutupnya sore,” ujarnya.
Advertisement