Ayam Goreng Spesial Bu Jami Mojo, Pedasnya Nendang di Lidah
Hampir setiap hari, warung ayam goreng spesial di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri tidak pernah surut didatangi pengunjung.
Pecinta kuliner Kediri Raya biasa menyebut atau mengenalnya dengan panggilan menu ayam pedes. Menu ayam pedes ternyata sudah populer dan dikenal masyarakat luas sejak tahun 1985.
Pemilik usaha warung makan Bu Jami ini sengaja tetap mempertahankan cara memasak tradisional dilakukan sudah sejak dulu.
Jika pengunjung datang ke warung, bisa melihat secara langsung proses memasak menggunakan tungku berbahan bakar kayu. Tentunya kualitas rasanya lebih sedap jika dibandingkan menggunakan peralatan masak modern dengan tabung elpiji.
Di samping itu, memasak menggunakan kayu bakar aromanya lebih terasa. Begitu tiba di warung Anda akan melihat kondisi bangunannya yang semuanya masih menggunakan kayu. Sehingga suasana rumah pedesaan tempo dulu terasa di sini.
"Untuk proses memasaknya tetap mempertahankan olahan bumbu masakan zaman dulu atau ciri khas pedesaan, dengan cara digoreng menggunakan bahan baku kayu serta sebuah tungku tradisional.
Alasannya, agar proses penggorengannya lebih sempurna dan aromanya berbeda bila dibandingkan dengan dimasak menggunakan kompor gas," jelas Bu Jami, sang pemilik.
Untuk melayani permintaan pelanggan, setiap hari warung ayam spesial ini menghabiskan 25 sampai 30 ekor. Warung mulai buka pukul 15.00 WIB-03.00 WIB.
Karena warung buka hingga pukul 03.00 WIB dini hari. Banyak pengunjung dari luar kota yang datang larut malam hendak berziarah ke makam ulama yang lokasinya tidak jauh dari warung. Mereka mampir sejenak untuk mencicipi ayam pedesan.
”Alhamdulillah, warung saya selalu ramai jika tengah malam tiba. Apalagi, jika ada kegiatan pengajian atau peziarah dari luar Kabupaten Kediri," ungkapnya.
Selain dikenal kualitas rasanya yang enak, gencarnya informasi yang beredar di media sosial secara langsung berpengaruh terhadap jumlah pengunjung yang datang. Mereka datang ke warung ini untuk membuktikan sendiri dan mencicipi ayam pedas buatannya.
Aby Madiyan, asli warga Kota Kediri mengaku, sudah lebih dari 10 kali datang ke warung ayam goreng spesial. Biasanya ia datang tidak sendirian, melainkan mengajak temannya yang lain.
"Saya kan biasa berziarah ke makam Gus Miek, sekalian mampir ke ayam pedes. Rasa dan bentuk bumbunya seperti opor Mas. Cuma bedanya yang ini pakai bumbu pedas. Jadi sangat terasa cabenya di lidah," pungkasnya.
Cukup hanya merogoh kocek sebesar Rp10.000, pengunjung bisa merasakan sensasi kelezatan ayam bumbu pedes khas Bu Jami yang terletak di Kecamatan Mojo ini.
Pelanggan yang datang tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa. Warung Bu Jami juga sering menjadi jujugan pejabat, seperti kepala dinas kota maupun Kabupaten Kediri.
"Biasanya saya nggak suka ayam potong, tetapi di sini lain, sangat berbeda. Bumbunya pedes-pedes asin uenak. Sama bumbu ayam gorengnya sampek ke daging-dagingnya terasa. Trus ayamnya bisa kering," tutur Anang Kurniawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri yang mengaku sering mampir di warung ayam goreng spesial ini.
Advertisement