Jadi Ketua DPC PDIP Surabaya, Awi Bantah Hasil Lobi-lobi
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwiyono atau akrab dipanggil Awi, mengatakan penunjukkan dirinya sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP), tidak menyalahi aturan.
Berdasarkan Peraturan DPP PDI Perjuangan Nomor 28 Tahun 2019 menyebut jika jika DPP berhak menunjuk ketua, sekretaris dan bendahara DPC. Posisi anak cabang dalam hal ini hanya sebatas mengusulkan.
"Dalam peraturan itu, DPP berhak menunjuk calon meskipun namanya tidak termasuk yang diusulkan oleh anak cabang tersebut," kata Awi kepada ngopibareng.id Senin 8 Juli 2019.
Awi juga membantah jika penunjukkan dirinya sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya, adalah hasil lobi-lobi dirinya dengan pengurus DPP untuk menggantikan Whisnu Sakti Buana.
"Saya malah tahunya ketika Konfercab PDI Perjuangan Kota Surabaya, Minggu 7 Juli 2019 sore. Saya diberi tahu teman-teman, karena posisi saya ada di luar ruangan Konfercab. Karena saya bukan utusan," kata politisi yang pernah menjadi wartawan ini.
Awi mengakui tugas yang akan dihadapi cukup menantang, utamanya menghadapi pemilihan Wali Kota Surabaya 2020. Tapi seberat apapun tantangannya, kata Awi bisa dihadapi kalau soliditas organisasi terjaga.
"Menjaga soliditas ini yang selalu ditekankan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Bu Megawati " kata Awi.
Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, DPP menunjuk Adi Sutarwiyono sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya menggantikan Whisnu Sakti Buanabertujuan untuk penyegaran partai. Kata Hasto adalah hal yang lazim dalam sebuah organisasi, terjadi pergantian pengurus.
"Jangan dianggap sesuatu hal yang luar biasa dan disikapi secara emosional," kata Hasto Kristiyanto saat dihubungi ngopibareng.id Senin 8 Juli 2019.
Nama Awi tersebut muncul melalui surat keputusan DPP PDIP dalam Konferensi Cabang (Konfercab) PDIP ke V, Minggu 7 Juli 2019 di Empire Palace, Surabaya. Bahkan saat nama Awi muncul dan tak ada nama Whisnu sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya periode 2019-2024. Kericuhan dan protes keraspun muncul dari sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC).
Kericuhan dan protes itu muncul lantaran sebelumnya pada Rapat Kerja Cabang (Rakercab) yang digelar DPC PDIP pada 27 Juni lalu, secara aklamasi memilih Whisnu sebagai Calon Ketua DPC PDIP Surabaya.
Meski tak menjadi Ketua DPC, Whisnu tetap legowo dan memberi ucapan selamat kepada Awi selepas pembacaan hasil keputusan DPP terkait penunjukan Ketua DPC.
"Selamat atas terpilihnya Awi sebagai ketua DPC PDIP Surabaya. Selamat menjalankan tugas partai," ujar Whisnu.
Ia juga berpesan kepada semua kader DPC PDIP Surabaya untuk tidak kecewa dan sakit hati karena keputusan yang diambil oleh DPP merupakan keputusan terbaik untuk masa depan partai.
"Kita harus patuh dengan keputusan DPP. Petugas partai harus nurut instruksi dari pusat," katanya.