Dedikasi Unair Obati Covid-19, Pendapatan RSUA Merosot Cuma Rp2 M
DPRD Kota Surabaya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Universitas Airlangga (Unair), yang selama ini telah berkiprah luar biasa dalam membantu penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan.
Empat pimpinan DPRD berkunjung ke Kantor Rektorat Uniar, dan berdiskusi dengan Rektor Unair Prof M Nasih, tentang penanganan Covid-19 oleh Universitas Airlangga, Senin 15 Juni 2020.
Keempat pimpinan dewan tersebut adalah Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Wakil Ketua DPRD Laila Mufidah, AH Thony, dan Reni Astuti.
Menurut Awi sapaan akrab Adi Sutarwijono, Unair menjadi salah satu kampus pelopor dalam penanganan Covid-19. Dia mengatakan, saat ini Unair bisa membuktikan bahwa mereka adalah bagian dari sumber ilmu abadi.
"Sebagaimana guci berisi air abadi yang dibawa Garuda Mukti, tunggangan Bhatara Wisnu, dalam lambang Unair," ujar Awi.
Dalam kesempana itu pula, Rektor Unair memberi buku berjudul 'Menjaga Nalar Mencari Jalan Keluar', yang berisi tentang berbagai pemikiran dan pengalaman Uniar menangani Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Awi juga memuji fasilitas yang dimiliki Unair. Yakni RS Unair yang menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. Selain itu, Unair juga membuat gedung khusus, yakni Rumah Sakit Klinik Infeksi (RSKI), untuk pasien Covid-19 yang dipisahkan dengan pasien umum, sehingga pengobatan untuk pasien umum tetap lancar.
"Kami juga mendapat kabar dari Pak Rektor, biaya operasional RSUA yang tiap bulan Rp 15 miliar, tapi sejak ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang menangani Covid-19, pemasukan hanya Rp 2 miliar," kata Awi.
Yang terbaru, Unair menemukan kombinasi regimen dari lima obat untuk penanganan Covid-19. Penemuan kombinasi regimen obat itu, menurut para peneliti Unair, efektif mempercepat pemulihan pasien Covid-19. Penelitian itu didukung BIN dan BNPB.
Kombinasi regimen obat itu terdiri atas Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, Lopinavir/ritonavir dengan doxycycline, Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine, Hydroxychloroquine dengan azithromicyne, dan Hydroxychloroquine dengan doxycycline.
Penelitian kombinasi regimen obat ini menjadi harapan baru bagi penyembuhan pasien Covid-19. Apalagi, dalam penelitian itu dikatakan bahwa dosis masing-masing obat lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya.
Prestasi lainnya, Unair juga menemukan formula dalam penelitian stem cell (sel punca) untuk penanganan Covid-19. Ada dua formula yang ditemukan, yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.
"Dengan ketekunan, kegigihan, kerja keras, sikap tawakkal, dan semangat khas arek Suroboyo, para peneliti Unair menunjukkan dedikasi yang luar biasa sehingga bisa menghasilkan temuan progresif, mulai kombinasi regimen obat hingga stem cell, untuk penanganan Covid-19," kata Awi.
Selain bidang kedokteran, Unair juga berhasil menaikkan peringkatnya di jajaran kampus terbaik dunia. Bulan ini, peringkat Unair menurut QS World University Rangkings (QS WUR) melonjak signifikan menjadi peringkat 521-530 kampus terbaik dunia dari 1.000 kampus dunia. Secara nasional, Unair di posisi keempat kampus terbaik.