Awas Tertipu! Marak Konten Berburu Hantu, Arwah Bergentayangan?
Di media sosial banyak konten berburu hantu di tempat-tempat horor seperti kuburan, pohon besar, atau tempat-tempat yang dikeramatkan. Bahkan konon mereka mampu berkomunikasi dengan hantu.
Bagi mereka, hantu ialah orang mati yang arwahnya masih bergentayangan di bumi. Lalu bagaimana dengan pandangan Islam tentang arwah yang bergentayangan ini?
Dalam Islam, alam terbagi menjadi tiga bagian: dunia, barzakh, dan akhirat. Ketiga jenis alam itu memiliki status dan aturan sendiri. Alam dunia adalah refleksi dari jasad sedangkan ruh sebagai bagiannya, namun sebaliknya alam barzakh adalah refleksi dari ruh sedangkan jasad sebagai bagiannya. Sedangkan alam akhirat atau Dar al-Qarar adalah alam setelah kebangkitan manusia dari kuburnya untuk mendapatkan balasan, di mana jasad dan ruh digabungkan kembali.
Setelah mengetahui posisi alam, Islam mengajarkan bahwa kematian adalah berpisahnya antara ruh dengan jasad, dan ketika pemisahan tersebut terjadi, ruh berada di alam barzakh atau alam kubur. Ibarat perjalanan waktu, manusia yang sudah pindah ke alam lain tidak akan kembali ke alam semula.
Ruh manusia yang sudah pindah ke alam barzakh juga tidak akan kembali ke alam dunia. Inilah mengapa dinamakan barzakh, yang berarti pembatas antara dua hal, dan di sini maksudnya pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat.
Penjelasan Tarjih Muhammadiyah
Demikian dalam Fatwa Tarjih terdapat di Majalah Suara Muhammadiyah No. 3 tahun 2010. Disebutkan, ketika seorang meninggal, maka ia tidak akan kembali ke alam dunia. Inilah mengapa pada hari kiamat nanti, orang-orang kafir akan memohon kepada Allah agar dikembalikan lagi ke dunia untuk beramal shalih, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana Firman-Nya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan”.” (QS. al-Mukminun: 100).
Fatwa Tarjih cenderung berpendapat bahwa kalaupun ada arwah yang bergentayangan, boleh jadi setan atau jin yang melakukan tipu daya dengan menyerupai orang yang sudah meninggal. Setan yang berasal dari Jin, ingin menyebarkan tipu daya dan keraguan pada keimanan manusia, maka salah satu caranya adalah dengan menjelma menyerupai seseorang yang telah meninggal.
Cara agar diri dan keluarga bisa terbebas dari gangguan-ganguan arwah jahat yang berasal dari tipu daya setan, yaitu senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya, dan menyibukkan diridengan berdzikir kepada Allah. sebagaimana dalam firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d: 28).