Awas! Muncul Kebencian atas Perbedaan Kelas, Kata Ketua Umum DMI
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (MDI) M Jusuf Kalla mengingatkan, kesenjangan yang terjadi di tubuh bangsa ini memiliki efek samping yang luar biasa. Salah satunya munculnya kebencian yang didasari perbedaan kelas sosial.
Khususnya kepada umat Islam, Jusuf Kalla mengatakan, kekayaan dan kemajuan salah satu etnis di Indonesia bukanlah kesalahan mereka.
Mantan Wapres ini menyebut, umat Islam sebagai mayoritas harus pandai-pandai introspeksi diri untuk segera mungkin mengejar capaian-capaian mereka.
“Kita tidak boleh salahkan mereka yang maju, itu dapat mereka lakukan di negara yang demokratis ini," ujarnya.
“Siapa berusaha dia mendapat, siapa yang rajin dia yang memperoleh lebih banyak. Siapa yang berinovasi, dia yang memperoleh manfaat lebih besar. Karena itu maka, kita umat selain memenuhi masjid-masjid pada waktunya, sampai kita juga harus keluar mencari kekayaan dan penghasilan dengan cara yang baik.”
Mencari Penghasilan dan Kekayaan
Dalam hematnya, perjalanan atau rihlah untuk mencari penghasilan dan kekayaan dengan cara yang baik merupakan bagian dari usaha untuk bisa mengamalkan Lima Rukun Iman. Pasalnya, umat Islam di Indonesia rata-rata baru mengamalkan tiga saja, tapi untuk rukun keempat untuk zakat dan kelima haji belum mampu melaksanakan.
Rukun keempat dan kelima ini sarat kaitannya dengan kemampuan finansial seorang muslim agar bisa mengamalkannya.
Jusuf Kalla menyampaikan hal itu, saat Kuliah Ramadan 1444 H di Masjid Husnul Khatimah – Muhammadiyah Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, Sabtu. Pada kesempatan itu, Wakil Presiden RI 2014-2019, M. Jusuf Kalla puji kemampuan Muhammadiyah dalam mengorganisir dan memanajemen sumber dayanya.
Kemampuan tersebut, imbuh Kalla, dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia di tengah curamnya ketimpangan ekonomi warga bangsa. Menurutnya kemampuan yang dimiliki oleh Muhammadiyah harus ditularkan semakin luas di Indonesia.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Muhammadiyah atas gerakan dakwahnya yang mencakup banyak hal dalam urusan kehidupan.
Muamalah Duniawiyah
Diingatkan, dakwah bukan hanya berkaitan dengan penyampaian fiqih, sejarah, akidah dan akhlak saja, tetapi juga harus menyentuh muamalah duniawiyah.
“Kita juga harus juga berbicara tentang muamalah, tentang kehidupan, tentang upaya meningkatkan arti kehidupan antar manusia. Perniagaan, pertanian, usaha, perdagangan itulah yang dapat membawa keseimbangan suatu bangsa," tuturnya.
Jusuf Kla mengungkapkan, beragam harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah, dan umat Islam sebagai mayoritas harus perhatian terhadap sumber daya alam itu agar menjadi berkah dan tidak menimbulkan perpecahan bangsa.
Advertisement