Awas Lost Generation, Muhammadiyah soal Pendidikan Masa Pandemi
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan, dunia pendidikan berjalan tidak ideal akibat pandemi. Pembelajaran dari rumah meski terdengar sederhana namun bukan perkara yang mudah dilakukan.
Melihat masalah ini, Abdul Mu’ti berharap pemerintah bersungguh-sungguh merumuskan terobosan jitu dalam pendidikan nasional.
Sebab, menurutnya hingga saat ini semua lembaga pendidikan masih terseok-seok menghadapi pandemi.
“Ini saya kira bukan masalah sosial yang sederhana, belum lagi masalah sosial yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan yang saya kira Muhammadiyah juga sangat terdampak karena sekolah itu harus diselenggarakan di rumah, sekolah tutup, kampus tutup, maka konsekuensi-konsekuensi ini juga tidak sederhana,” kata Mu’ti dalam forum daring Rakyat Merdeka, dikutip dari situs resmi muhammadiyah.or.id, Rabu 11 Agustus 2021.
Terjadi Learning Loss
“Proses-proses pelajaran, aspek menyangkut kesinambungan juga terdampak. Sehingga Muhammadiyah berpikir bahwa selama pandemi ini tidak hanya terjadi learning loss di mana ketercapaian pendidikan jauh di bawah standar, juga kami khawatir terjadinya lost generation dan ini menjadi persoalan yang tidak mudah kan ketika harus belajar secara daring ternyata tidak semua punya gadget.
"Ketika punya gadget ternyata juga tidak semua punya internet. Ketika punya internet tidak semua punya paket,” ungkapnya.
Problem Jaringan Internet
Di beberapa wilayah yang tidak memiliki jaringan bagus, para siswa diungkapkan Abdul Mu’ti sampai harus mencari sinyal untuk belajar hingga ke jalan ataupun ke bukit.Persoalan ini menurut Mu’ti harus dipandang secara komprehensif dari akar hingga hulu.
Sebab, jika tidak maka yang muncul adalah solusi parsial yang nampak seperti jalan pintas. Karena itu maka gadget, internet dan paket itu merupakan satu kesatuan.
"Sehingga kalau sekarang pemerintah berpikir hanya soal pengadaan laptop misalnya, laptopnya saja, tidak dipikirkan bagaiamana paketnya, tidak dipikirkan bagaimana internetnya itu juga tidak menyelesaikan masalah,” kritik Mu’ti.
Advertisement