Awas Kanker Kepala dan Leher Mengintai, Kenali Gejalanya
Angka kejadian kanker kepala leher di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Globocan 2018, angka kejadian kanker kepala dan leher di Indonesia masuk urutan kelima besar kanker terbanyak pada laki-laki.
Untuk itu deteksi dini penting dilakukan, dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Adi Husada Cancer Center (AHCC) dr. Yoseph Adi Kristian, Sp.Onk.Rad mengatakan, deteksi dini bisa dilakukan dengan mengenali gejala awal.
"Kanker kepala leher, terutama kanker nasofaring seringkali ditandai dengan muncul benjolan di leher, mimisan, telinga berdenging, penglihatan double, sakit kepala, hidung tersumbat dan gangguan menelan," ungkap dr. Yoseph, Rabu, 28 Juli 2021.
Selain deteksi awal, dr Yoseph juga mengungkapkan, untuk melakukan pencegahan pada kanker kepala leher juga harus menghindari faktor resikonya.
Ia menjelaskan, seperti kanker pada umumnya yang terjadi multifaktorial, begitu juga dengan kanker kepala leher. Meski demikian ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu kanker kanker kepala leher.
Faktor resiko tersebut antara lain, infeksi virus Epstein-Barr (EBV), tingkat sosioekonomi, asap rokok dan polusi, dan predisposisi genetik sebagai faktor risiko yang penting.
"Asap rokok dapat menjadi faktor resiko karena dapat memicu mutasi genetik, yang dapat menyebabkan kanker," imbuhnya.
Selain itu, tambahnya untuk upaya pencegahan dapat dilakukan beberapa pemeriksaan nasofaringoskopi oleh dokter spesialis THT-KL dan pemeriksaan EBV dalam darah.
Pemeriksaan dapat Anda lakukan di AHCC yang merupakan layanan kanker terintegrasi swasta pertama di Indonesia Timur.