Awas, Kajian Sesat Berlabel Makrifat
Melubernya informasi dari media sosial, memudahkan seseorang mengakses informasi. Sayangnya, bila kurang didasari dengan ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum, yang memadai bisa menjadikan seseorang tersesat karena ketifakpahamannya.
Misalnya, saat ini orang awam dengan mudah menyebut istilah "makrifat". Bahkan, ada seorang menyebut satu kajian dengan kajian makrifat. Bisa dilihat di sejumlah laman youtube atau media sosial lainnya.
Guna mengantisipasi hal itu, setidaknya biar kita tidak tersesat karena kompetensi orang tersebut diragukan dalam hal keilmuan tasawuf, berikut penjelasan Ust Abdul Wahab Ahmad, dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, setelah menyaksikan fenomena mudahnya orang menyebut istilah makrifat, tanpa dilandasi ilmu keagamaan yang benar.
Waspada Berjudul Makrifat ·
Yang saya lihat, kebanyakan kajian di Youtube, Facebook, atau medsos lain yang memakai judul "Makrifat" adalah kajian yang paling jauh dari Makrifat sesungguhnya. Isinya hanya orang halu, mikir sendiri, menyimpulkan seenak sendiri, tidak punya landasan ilmu Al-Qur’an dan hadis lalu mengaku makrifat padahal malah sesat.
Yang dianggap guru di situ mengenal kitab-kitab standar saja nggak, tapi malah mengaku mengenal Allah? Dia melihat jin lalu merasa melihat Allah. Bertemu setan lalu merasa bertemu Nabi Khidir. Hati-hati dan jauhi kajian semacam itu.
Lebih Utama Shalawat dan Istighfar
Bila anda tidak pernah menempuh perjalanan menuntut ilmu-ilmu agama dalam bentuk kitab-kitab ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu akidah, ilmu fikih dan ilmu tasawuf standar selama puluhan atau minimal belasan tahun, maka jangan mengaku makrifat atau ikut-ikutan channel atau grup medsos yang membawa-bawa label makrifat.
Jangan pula bergabung dengan padepokan yang mengaku mengajarkan ilmu makrifat sebab anda tidak akan bisa membedakan mana makrifat yang asli dan mana yang abal-abal sehingga potensi salah pilih guru sangat besar. Banyak orang baik yang tersesat gara-gara salah pilih guru.
Yang dapat dilakukan dengan bekal ilmu agama yang terbatas adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengaji Al-Qur’an, memperbanyak shalat sunnah, membaca shalawat, istighfar, tasbih, tahmid, takbir, hawqalah, dan berpuasa sunnah.
Ikuti juga majelis-majelis ilmu syariat. Itulah jalan menuju makrifat yang benar, sebuah jalan yang jauh, panjang dan melelahkan sehingga tidak banyak yang dapat sampai ke puncak sana.
Ciri umum orang yang sok makrifat adalah orangnya sibuk dengan tampilan zahir yang tampak berbeda dengan orang lain. Entah rambutnya digondrongin, pakaiannya tidak sama dengan orang sekitarnya, eksklusif dan malas beribadah. Bacaan al-Qur’annya belepotan dan gak jelas tajwidnya, kalau tidur sulit dibangunkan, jarang ke masjid, shalatnya kelihatan tidak ada ketenangan dan tak pernah terlihat dia menangis karena takut pada Allah.
Orang yang tertipu lebih suka bercerita tentang karamah atau alam ghaib seolah-olah dia tahu peta langit padahal cuma ngarang atau cuma dengar-dengar, daripada membahas tentang kewajiban menjauhi maksiat dan membersihkan hati dari unsur duniawi. Kalau anda bertemu orang seperti ini, jauhi saja. Berteman dengan orang awam tapi sibuk membuat kegiatan sosial, membantu masyarakat atau meramaikan masjid jauh lebih dekat dari jalan makrifat yang sesungguhnya daripada bergaul dengan orang yang tertipu seperti itu.
Semoga bermanfaat.
Kenikmatan Al-Quran
Dalam kitab Hilyatul auliya wa thabaqatul asfiya', Ahmad ibnu `Abdullah ibnu Ahmad ibn Ishaq ibn Musa ibn Mahran al-Mihrani al-Asbahani Asy-Syafi'i Al-Asy'ari atau Abu Nuaim Al-Isfahani r.a, Abu Sa'id al-Hasan ibn Abil Hasan Yasar al-Bashri atau Imam Hasan Al-Bashriy (641 M, Madinah - 728 M, Basra, Irak) r.a berkata;
" تَفَقَّدُوا الْحَلَاوَةَ فِي ثَلَاثٍ: فِي الصَّلَاةِ، وَفَى الْقُرْآنِ، وَفَى الذِّكْرِ، فَإِنْ وَجَدْتُمُوهَا فَامْضُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوهَا فَاعْلَمْ أَنَّ بَابَكَ مُغْلَقٌ " [حلية الأولياء وطبقات الأصفياء]
"Carilah kenikmatan dalam tiga kondisi: ketika sholat, membaca Al-Quran dan berdzikir.
Jika kalian mendapatkannya, maka teruskanlah, dan bergembiralah. Namun, jika kalian tidak mendapatkannya, maka ketahuilah, bahwa pintu untukmu telah ditutup."
Advertisement