Awas, Jalur Nasional di Mojokerto Banyak Berlubang
Jalan nasional rute Mojokerto-Jombang banyak yang berlubang. Rata-rata jalan berlubang ini berdiameter lebih dari 40 cm dengan kedalaman bervariasi antara 10 cm sampai 20 cm. Hal ini dikeluhkan warga sekitar dan pengendara, karena sangat membahayakan dan bisa mengakibatkan kecelakaan.
Banyak lubang menganga menghiasi jalan beraspal yang selalu ramai dilewati masyarakat selama 24 jam. Mulai dari kendaraan roda dua hingga kendaraan berat.
Kondisi ini terlihat mulai di pertigaan Jampirogo Jalan raya Brangkal menuju arah ke Kabupaten Jombang. Sepanjang jalan ini banyak lubang-lubang dan jalan bergelombang terlihat hingga saat ini. Apalagi jika hujan deras, pasti ada kubangan-kubangan yang rawan kecelakaan.
Meski banyak lubang-lubang yang sudah di tambal sulam namun kondisi jalan saat ini terlihat bergelombang.
Selain itu, kerusakan jalan berlubang juga berada di sisi jalur Jombang- Mojokerto. Tak sedikit para pengguna jalan yang tiba-tiba saja memperlambat laju kendaraan untuk menghindari lubang-lubang itu. Hal ini banyak dikeluhkan warga sekitar.
"Kalau musim hujan pasti banyak yang rusak. Sudah sering di tambal sulam tapi tidak lama rusak lagi," kata Hartono warga Kecamatan Trowulan, kepada wartawan, Jumat 4 Februari 2022.
Menurut Hartono, tak sedikit pengendara mengalami kecelakaan. Mulai dari PPST Trowulan hingga perbatasan Jombang sering terjadi kecelakaan. Hal itu dipicu dengan kondisi jalan berlubang dan bergelombang ditambah lagi ramainya kendaraan.
"Sering (kecelakaan), mulai PPST sana sampai perbatasan Jombang. Ada yang parah juga luka-luka. Apa lagi ini kan jalur banyak dilalui kendaraan besar dan muatan berat. Menurut saya ya jangan sekedar di tambal sulam, diperbaiki semua," ujarnya.
Pantauan di depan PPST Trowulan terlihat para pekerja pengelola jalan sedang memperbaiki jalan yang berlubang yang mengarah ke Kota Mojokerto. Tambal sulam seperti ini dilakukan hampir setiap hari.
"Parah, ini hampir setiap hari ada orang melakukan tambal sulam," kata Sunarto 45 tahun, pedagang di PPST Trowulan.
Dia menilai perbaikan jalan menggunakan metode tambal sulam itu tidak bisa tahan lama. Banyaknya kendaraan besar dan hujan membuat jalan kembali lagi berlubang. "Sekarang di tambal besok rusak kena hujan. Sangat bahaya, kalau nggak tahu motor bisa jatuh," ungkapnya.
Dia menceritakan sekitar empat hari lalu terjadi kecelakaan di jalur tersebut hingga korban tangannya patah.
"Empat hari yang lalu di depan Sampoerna itu ada lubang sedikit saya yang tolong. Jalannya lubang ditambah lagi parkir mobil dipinggir jalan," tegasnya.
"Ya diperbaiki yang tahan lama, kasihan banyak orang yang jatuh apa lagi Sabtu ramai," tandasnya.