Awas, Ini Pentingnya Hidrasi Pra, Saat, dan Pasca Bersepeda!
Bersepeda adalah salah satu olahraga berat. Karena membakar banyak kalori dan menyebabkan berkeringat. Proses ini membuat cairan dalam tubuh kita menjadi hilang.
Sangat penting memperhatikan hidrasi saat berolahraga sepeda. dr. Haryanta, SpAn, Mkes memberikan tips agar cyclist tidak dehidrasi. “Bila gowes maksimal satu jam maka cukup membawa air putih saja. Tetapi apabila gowes bisa dipastikan lebih dari 90 menit, maka harus diperhatikan penggantian cairan tubuh yang keluar,” tutur dokter ahli anestesi yang sekaligus cyclist ini.
Komposisi utama keringat adalah air, Natrium dan Clorida maka minuman sebagai pengganti keringat ini harus mempunyai komposisi mendekati keringat.
Sebelum bersepeda, wajib minum. Sebisa mungkin minuman manis untuk memaksimalkan sumber energi. Setelah itu, setiap 15 – 20 menit wajib minum dua teguk atau sekitar 150 cc.
“Cairan yg digunakan paling ideal adalah larutan gula garam atau oralit. Komposisi ini mendekati cairan tubuh yang keluar. Memang sekarang sudah ada cairan elektrolit yg tersedia dan praktis,” bilang dr. Haryanta.
Air putih saja tidak akan cukup dan mampu menggantikan keringat dan kencing yang keluar. Kopi, teh dan minuman beralkohol sangat tidak disarankan sebagai cairan pengganti dehidrasi ini. Minuman ini justru berakibat memicu keluarnya cairan tubuh.
Dr. Haryanta juga menjelaskan bahwa persentase cairan tubuh cyclist dewasa adalah sebanyak 60 - 70 persen dari berat badan total. 5 persen ada di dalam sistem pembuluh darah, 15 persen ada di antara sel tubuh dan 40 persen ada di dalam sel tubuh.
Komposisi demikian membawa konsekwensi perubahan pergerakan cairan kala ada keringat yang keluar. Pada saat berkeringat maka akan banyak cairan yang berada di sekitar sel keluar dari tubuh.
Hal ini akan berakibat perpindahan cairan dari dalam sel menuju ruangan antar sel dan dari pembuluh darah masuk ke bagian antar sel.
Efek berkurangnya cairan di dalam sel berakibat gangguan pembakaran di dalam sel.
“Efeknya adalah darah makin pekat atau kental. Berakibat kinerja jantung jadi lebih berat dalam memompa darah,” jelas dokter ramah ini.
Inilah yang kemudian memunculkan gejala dehirasi ringan hingga berat. Seperti haus, mulut kering, denyut nadi makin cepat, lemas, badan makin panas, pusing, berkunang-kunang hingga tidak sanggup bicara. Pingsan, bahkan stroke sampai serangan jantung adalah akibat yang paling fatal.
Sehingga adanya tanda-tanda awal harus segera diatasi agar tidak menjadi komplikasi yang lebih serius. Pemberian nutrisi dan cairan mutlak harus segera dimulai. Sumber tenaga dan garam-garaman harus segera diberikan.
“Ingat, penggantian ini jangan sampai dimulai saat gejala sudah muncul, yang berarti terlambat,” jelas pengguna sepeda Litespeed T5.
Pasca bersepeda, jangan senang apabila berat badan menurun. Karena bisa jadi ada bahaya mengancam. Berat badan menurun paska olahraga adalah petanda tubuh kekurangan cairan. Segeralah lakukan upaya rehidrasi untuk mengganti cairan tubuh.
“Penurunan berat badan satu kilogram berarti kita kekurangan cairan satu hingga satu setengah liter. Harus segera minum,” wanti dr. Haryanta.
Patokan lain yang harus diperhatikan adalah produksi kencing. Jika dalam waktu kurang dari dua jam kencing tidak keluar berarti masih dehidrasi berat, lakukan minum lagi.
Evaluasi lagi dalam waktu enam jam. Bila air kencing belum jernih juga maka harus lakukan rehidrasi. Cairan rehidrasi bisa menggunakan cairan isotonik, jus buah, kuah-kuah sayur bening atau air putih.
Advertisement