Awas! Enam Organisasi Ini Terlarang bagi Pegawai Kemenag
Kementerian Agama (Kemenag) terus berkomitmen untuk mewujudkan aparaturnya sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk mencegah munculnya ekstremisme di kalangan aparatur sipil negara (ASN), Kemenag telah menerbitkan Surat Edaran Sekjen (SE) Kemenag No 8 Tahun 2021 yang melarang para pegawai berafiliasi dan atau mendukung organisasi terlarang.
Dalam surat edaran tertanggal 3 Februari 2021 itu, pegawai Kemenag juga dilarang berafilisasi dan atau mendukung organisasi kemasyarakatan (ormas) yang telah dicabut status badan hukumnya.
Sekjen Kemenag Nizar mengatakan, SE ini terbit sebagai tindak lanjut atas dikeluarkannya Surat Edaran Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 2 Tahun 2021 dan Nomor 2/SE/I/2012 tentang Larangan bagi ASN untuk Berafiliasi dengan dan/atau Mendukung Organisasi Terlarang dan/atau Organisasi Kemasyarakatan yang Dicabut Status Badan Hukumnya.
Junjung Tinggi Kesetiaan pada Pancasila-UUD'45-NKRI
“ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai dasar wajib setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan pemerintah yang sah, serta berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” tegas Nizar di Jakarta, dalam keterangan dikutip Senin, 17 Mei 2021.
Menurut Nizar, keterlibatan ASN dalam mendukung dan/atau berafiliasi dengan organisasi terlarang dan/atau ormas yang dicabut status badan hukumnya dapat menimbulkan radikalisme negatif di lingkungan pegawai. “Untuk itu ancaman ini perlu dicegah,” tuturnya.
Adapun organisasi yang saat ini dinyatakan terlarang dan sudah dicabut status badan hukumnya adalah
[1] Partai Komunis Indonesia (PKI), [2] Jamaah Islamiyah (JI), [3] Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), [4] Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), [5] Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan [6] Front Pembela Islam (FPI).
Secara rinci, pelarangan bagi ASN Kemenag yang tercakup dalam SE ini meliputi; menjadi anggota, memberikan dukungan langsung maupun tidak langsung, menjadi simpatisan, serta terlibat dalam kegiatan organisasi terlarang dan/atau organisasi kemasyarakatan yang dicabut status badan hukumnya.
Dilarang Ekspresikan Dukungan
Selain itu, ASN Kemenag juga dilarang menggunakan simbol-simbol dan atribut, menggunakan berbagai media (media sosial dan media lainnya) untuk mengekspresikan dukungan, afiliasi, simpati, dan keterlibatan dalam kegiatan organisasi terlarang dan/atau organisasi kemasyarakatan yang dicabut status badan hukumnya.
“ASN Kemenag juga dilarang melakukan tindakan lain yang memiliki keterkaitan dengan organisasi terlarang dan/atau organisasi kemasyarakatan yang dicabut status badan hukumnya,” jelas Nizar.
Kepada pimpinan satuan kerja (satker) Kemenag, kata Nizar, SE ini juga mengamanahkan untuk melakukan tindakan pencegahan keterlibatan ASN dalam organisasi terlarang itu. Aksi pencegahan itu antara lain bisa dilakukan dengan dengan memberikan pembekalan secara rutin tentang nilai-nilai dasar ASN, terutama dalam kaitan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugasnya.
Pimpinan satker juga harus menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai dasar ASN serta membuka ruang konsultasi dan pembinaan. Evaluasi rutin dan penegakan aturan disiplin juga harus diterapkan untuk memberikan efek jera agar tidak terjadi pelanggaran yang sama oleh ASN. “Buka aduan untuk lingkungan internal dan eksternal. Bila perlu lakukan tindakan pencegahan lainnya sesuai dengan ketentuan,” tandasnya.
Pesan Menag Pasca-Libur Lebaran
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, hari ini, Senin 17 Mei 2021, kembali mulai bertugas, usai libur Idulfitri 1442 H. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan para ASN Kemenag untuk segera kembali bekerja dan terus menjaga protokol kesehatan.
“Hari pertama masuk setelah libur lebaran, manfaatkan untuk saling bersilaturahmi dan bermaafan satu dengan yang lain. Kita bekerja kembali dengan normal, kerja dengan baik, dan tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” pesan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Senin 17 Mei 2021.
Halal bihalal Menag dengan para ASN ini juga dihadiri Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, jajaran Pejabat Eselon I Kemenag, serta Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Agama. Halal bihalal yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ini, berlangsung sekitar 20 menit di Lobi Kantor Kemenag.
Advertisement