Awas! Amal Ibadah Bisa Menjadi Debu Beterbangan
Hari raya Idul Fitri telah berlaku. Lebaran tahun ini terasa lebih istimewa karena kita dapat merayakannya secara terbuka, setelah beberapa tahun terakhir hal itu tidak bisa dilakukan.
Pandemi Covid-19 yang selama ini menghalangi perayaan Id secara terbuka, saat ini sudah mengalami penurunan.
Meskipun Covid-19 belum sepenuhnya hilang, tapi dengan tekad dan ikhtiar bersama, baik Pemerintah maupun masyarakat, yang dengan kesatu-paduan niat untuk keluar dari pandemi, akhirnya didengar dan diijabah oleh Allah SWT.
Status pandemi secara perlahan berubah menjadi endemi. "Ini merupakan manifestasi dari kesabaran kita semua dalam menghadapi musibah," tutur KH Sholahudin al-Aiyub, Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah.
Sebagaimana anjuran ajaran agama.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Sabar dalam Islam
Sabar yang dimaksud di ayat ini bukanlah perilaku pasif, berpangku tangan dan tidak berbuat apa-apa dalam upaya menghilangkan musibah. Sabar merupakan perilaku aktif menjalani semua ikhtiar terbaik, agar kita bersama bisa terhindar dari bencana Covid-19. Pandemi sudah mengarah menjadi endemi, tapi Covid-19 beserta semua variannya belum sepenuhnya hilang.
Oleh karena itu, pelonggaran pelaksanaan perayaan hari raya iedul fitri tahun ini juga harus tetap menyertakan ikhtiar bersama kita, yaitu tetap memproteksi diri dan orang lain dengan tetap mematuhi dan menegakkan protokol Kesehatan, terutama memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini tetap perlu kita lakukan sebagai manifestasi pelaksanaan sabar sebagaimana dianjurkan oleh ajaran agama kita. Dengan ikhtiar kita bersama ini semoga menjadi sababiyah betul-betul diangkatnya Covid-19 beserta seluruh variannya dari bumi Nusantara dan negara-negara lainnya.
Hari raya Idul Fitri menjadi penanda berpisahnya kita dari bulan Ramadhan, bulan yang telah menempa dan menggembleng kita menjadi mukmin yang lebih baik. Surat al-Baqarah ayat 183 menyatakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“wahai orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan umat terdahulu, supaya kamu bertakwa”.
Ayat tersebut menyatakan secara jelas (manshush) bahwa output diwajibkannya puasa Ramadhan adalah agar orang mukmin dapat menjadi pribadi bertakwa.
Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap orang mukmin untuk berusaha sekuat hati untuk mencapai tujuan tersebut. Jangan sampai semua ibadah dan amal kebaikan selama Ramadhan tidak berbekas dan tidak berpengaruh apapun bagi kehidupan.
Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Furqan ayat 23:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”.
Demikian tausiyah KH Sholahudin al-Aiyub, Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah. Semoga bermanfaat.
Catatan:
Hadirnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Menandai purnanya bulan istimewa: Ramadan yang penuh kasih sayang (rahmah), ampunan (maghfiroh), dan penebus api neraka (‘itqun minan-nar).
Syukur Alhamdulillah, kita tahun ini masih berkesempatan bertemu dengan Hari Raya yang mubarok ini.
"Semoga amal ibadah yang kita tegakkan di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT, dan kita dianugerahi kesehatan dan kekuatan serta keistiqamahan untuk menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya," demikian pesan KH Sholahudin al-Aiyub, Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah.
Advertisement