Awas, 2 Bulan Tak Hujan Jatim Alami Kekeringan Meteorologis
Stasiun Klimatologi Jawa Timur merilis peta kekeringan per 10 Oktober 2023. Hasilnya, nyaris seluruh wilayah di Jatim muncul dengan warna merah. Artinya Jatim sedang mengalami kemarau meteorologis dengan status awas.
Dilihat di laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peta wilayah Jawa Timur hampir semuanya berwarna merah. Hanya sebagian kecil yang masih berwarna kuning kecokelatan.
Warna merah mengindikasikan status peringatan kekeringan paling tinggi yaitu awas, sedangkan kuning kecokelatan berarti siaga. Status awas diberikan sebab wilayah tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari atau dua bulan terakhir.
Selain itu, prakiraan curah hujan juga sangat rendah dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen.
Mitigasi Kekeringan
Dikutip dari laman BPBD Semarang, kekeringan dikenali sebagai kondisi di mana ketersediaan air tidak mencukupi kebutuhan. Baik air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan.
Kekeringan meteorologis sendiri menjadi indikasi pertama adanya bencana kekeringan.
Sejumlah upaya mitigasi bisa dilakukan untuk mengurangi bencana. Antara lain adanya peraturan terkait skala prioritas penggunaan air dengan berdasar pada hak sejarah dan azas keadilan.
Kemarau meteorologis juga hendaknya diikuti dengan penyediaan anggaran dan pembentukan kelompok kerja serta posko kekeringan baik di tingkat daerah atau pusat.
Upaya lain, pemerintah juga bisa memberikan hadiah juga hukuman bagi masyarakat yang melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi sumber air atau yang melakukan pengerusakan.