Awal Musim Hujan, Dinkes Surabaya Catat Kasus DBD Turun 6 persen
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat adanya penurunan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada periode awal tahun hingga bulan November 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya menunjukkan penurunan kasus sebanyak 6 persen. "Tren kasus DBD cenderung menurun apabila dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya," papar Nanik, Kamis, 7 Desember 2023.
Nanik menyebut, berdasarkan data kasus yang ada mayoritas kasus DBD masih dialami anak-anak sekolah dengan rentang usia 5 sampai 14 tahun. Oleh karena itu, agar tak ada kenaikan kasus DBD di Surabaya ketik musim hujan berlangsung.
Pihaknya melakukan upaya pencegahan dan pengendalian DBD terus secara berkesinambungan. Nanik mengimbau, masyarakat untuk secara berkala melakukan 3M seperti menguras dan menyikat bersih bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan juga mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
Pihaknya juga membuat Edaran Kewaspadaan Demam Berdarah Dengue di awal musim hujan, karena berisiko terjadi peningkatan populasi nyamuk. "Kami juga menggerakkan promosi kesehatan dengan memasang media edukasi di tempat-tempat yang mudah dijangkau Masyarakat dan melakukan sosialisasi pencegahan DBD dalam kegiatan Puskesmas," paparnya.
Lanjutnya, mengkoordinasikan seluruh Puskesmas bersama pemangku wilayah (RT, RW) secara terintegrasi di tingkat Kelurahan dan Kecamatan untuk terus konsisten dalam meningkatkan upaya kewaspadaan dini melalui surat kewaspadaan peningkatan kasus DBD berbasis wilayah.
Dinkes juga bekerja sama dengan beberapa pihak termasuk ITD Unair untuk melakukan survei penangkapan nyamuk dan pemeriksaan jentik dalam penelitian pola temporal dan spasial penyebaran virus Den-Vd di Kota Surabaya. "Serta bekerja sama melakukan Pengabdian Masyarakat dengan sasaran KSH untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader dalam identifikasi jentik," terangnya.
Terakhir, pihaknya menghimbau Puskesmas untuk segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi kasus 1x24 jam dan melaksanakan penanganan kasus agar tidak ada penularan di wilayahnya.