Awal Masuk Sekolah, Atap Plafon Ruang Kelas SDN di Jember Ambruk
Atap plafon ruang kelas 1 SDN Suci 05, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember ambruk, Senin, 17 Juli 2023. Beruntung kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kepala SDN Suci 05, Martin Eni Susilowati mengatakan, atap plafon seluruh ruang kelas mulai kelas 1 sampai 1 SDN Suci 05 sudah lapuk dimakan usia. Bangunan tersebut semestinya sudah saatnya diperbaiki.
Namun, pihak sekolah belum bisa melakukan perbaikan karena keterbatasan anggaran. Dana BOS yang diterima sekolah belum cukup untuk biaya perbaikan.
Bangunan tersebut sempat dilakukan peremajaan pada tahun 2017 lalu. Namun, saat ini sudah kembali lapuk. Pada tahun 2022 lalu, pernah dijanjikan akan direnovasi. Namun hingga saat ini belum ada perbaikan apa pun.
“Kondisi ini sudah berlangsung sebelum saya menjabat kepala sekolah di sini. Namun, sekolah tidak bisa melakukan perbaikan karena tidak ada anggaran,” kata Eni, Senin, 17 Juli 2023.
Pihak sekolah yang mengkhawatirkan keselamatan siswa, akhirnya mengambil langkah antisipasi. Siswa biasa dipulangkan lebih awal saat terjadi hujan deras. Sekolah merasa khawatir sewaktu-waktu atap ambruk menimpa siswa.
Hari ini, adalah hari pertama siswa kelas 1 masuk siswa masuk sekolah. Meskipun tidak sedang terjadi hujan, mereka dipulangkan pada pukul 10.00 WIB.
Sekitar satu jam setelah siswa kelas 1 pulang, atap ruang kelas satu tiba-tiba ambruk. Peristiwa tersebut sempat membuat siswa kelas 5 – 6 kaget mendengar suara reruntuhan.
“Kejadian tersebut sempat mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa kelas 4-6, karena mereka pada saat itu masih melaksanakan kegiatan belajar,” tambah Eni.
Diketahui, SDN Suci 05 yang berada di lahan milik PDP Kahyangan itu memiliki 46 siswa. Di antaranya 8 siswa kelas 1, 6 siswa kelas 2, 8 siswa kelas 3, 4 siswa kelas 4, 13 siswa kelas 5, dan 7 siswa kelas 6. Mayoritas siswa yang belajar di sekolah tersebut merupakan putra dan putri buruh perkebunan.
"Meskipun jumlah siswa kami sedikit, keberadaan sekolah ini penting. Karena kebanyakan siswa kami adalah anak-anak buruh perkebunan. Sekolah SD negeri satu-satunya ya hanya di sini," lanjut Eni.
Atas kejadian tersebut, Eni berharap ada bantuan untuk perbaikan atap ruang kelas yang ambruk dan kelas lainnya. Eni khawatir atap ruang kelas yang lain juga ambruk saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
"Kami ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), tapi itu tidak cukup untuk biaya perbaikan. Sangat tidak memungkinkan, jadi kami berharap adanya perhatian dari Diknas ataupun Pemkab Jember,” pungkas Eni.
Advertisement